Tak bisa kah kau bangkit, membangun kebahagiaanmu lagi?
Mas,
Sundari sudah lelah, Mas! Jiwaku kini sudah semakin melemah. tak bisa jika terus-menerus tak kau relakan untuk lepas begini.
Janin yang dulu mati bersamaku, anak lelaki pertama yang belum sempat kita beri nama, setiap malam memanggilku. Rengekan tangisnya menyeruak memintaku memeluk tubuh mungilnya yang kedinginan.
Aku ingin ke sana, memenuhi panggilannya, menghapus rengekan dia, menimang-nimang dia di bawah naungan daun-daun bidara surga.
Mas,Â
Aku mati bukan karena kesalahanmu. Pun, Anak lelaki yang belum sempat kita namai. Aku dan dia tak pernah menyalahkanmu.
Jadi mohon, hilangkanlah segala rasa bersalahmu.
Tolong, segeralah lepaskan jiwaku!
Sundari mati tiga tahun lalu ketika sedang berjuang melahirkan anak pertamanya.
Sang suami dilanda kesedihan yang berkepanjangan, setiap malam Ia menangis sambil memandangi potret Sundari.Â
Sampai saat ini serpihan jiwa-jiwa Sundari masih tertinggal dan tertahan di bumi.
***👻👻👻***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H