🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan Thukul yang belum juga muncul. Entah dia masih hidup atau sudah mampus ditembak petrus.
Tapi mana bisa aku ikutan mencari dia, mana bisa pula aku ikutan meneruskan perjuangannya. Aku kan sudah di kutuk menjadi Kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir Agustus otakku tergerus memikirkan pengangguran meski lulusan kampus. Entah dia tidak punya skill yang bagus atau karena tak punya duit pemulus.
Tapi mana bisa aku membantu dia cari kerjaan, mana bisa pula memberikan dia tempat kerjaan. Aku kan sudah dikutuk menjadi kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan orang-orang miskin yang makin kurus. Entah mereka hidup kurang serius atau karena tidak ada yang ngurus.
Tapi mana bisa aku memberi makan mereka, mana bisa pula aku membantu meningkatkan ekonomi mereka. Aku kan sudah dikutuk menjadi kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir Agustus Otakku tergerus memikirkan Orang-orang gede yang makin rakus. Entah mereka sudah kesurupan tikus atau  karena tidak ada yang berani meringkus.
Tapi mana bisa aku menghentikan mereka, mana bisa pula aku menangkap mereka. Aku kan sudah dikutuk menjadi kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan sawah dan hutan yang berubah jadi bangunan. Entah karena tak subur lagi atau karena tuntutan industri.
Tapi mana bisa aku menahan laju truk-semen dan garmen. Mana bisa pula aku menghijaukan lagi. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan orang yang bertikai atas nama agama. Entah karena mabok dalil atau karena kebanyakan makan nasi bungkus.
Tapi mana bisa aku mendamaikan mereka. Mana bisa pula aku menceramahi mereka. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan banyak orang mampus, bukan cuma karena virus. Entah mampus karena ketakutan atau mampus karena kelaparan.
Tapi mana bisa aku memberikan himbauan untuk menjaga kesehatan. Mana bisa pula aku mempromosikan pentingnya mencegah kesakitan. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir Agustus otakku tergerus memikirkan kamu dan kebahagiaanmu.
Tapi aku sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
Yang kubisa hanya memikirkan dan mendoakan yang terbaik untukmu.
Pantura, 31 Agustus 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI