Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak-sajak yang Ku Tulis Saat Remaja

21 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 21 Agustus 2020   15:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tulay Palazfrom FreeImages

15 April 2012 pukul 09.02 
Dingin di nafasku hilang
Matahari nyalang dalam nanarku
Sembilu luka lenyap dalam nalarku
Selamat datang cinta!

19 April 2012 pukul 09.18
Kembali, ku rangkai rindu dan ku arungkan di derasnya arus pembuluh darahmu.
Hanyutkanlah segala kegelisahanmu.
Ku tambatkan cintaku hanya untukmu.

22 April 2012 pukul 14.06 
Redup biji matamu melumpuhkanku dalam jelaga nafas yang beku.
Sungguh hasratku pun rebah bersama kenangan pilu.
Sedetik berlalu, sejam menghujam. Tolong hentikan ini.

23 April 2012 pukul 18.23
Ada sepi yang kembali mengusik jiwaku.
Hingga pening ini kepala.
Semua terjadi dalam waktu yang singkat.
Otakku membatu. Dia datang menyergap dalam sekejap.

25 April 2012 pukul 19.08
Sesungguhnya kau telah ada dalam dekapanku.
Maka biarlah waktu mengusangkan kita hingga akhir batasnya.
Tetaplah rekah, seperti mawar yang kau berikan di sanubariku.
Kau dan aku akan tetap menatap cinta yang gemerlap.

27 April 2012 pukul 23.46
Aku terhanyut pada buaian malam
Yang mendesirkan angin di rongga dadaku
Dingin, tanpa kepalsuan yg melucuti tubuhku

Rindu yang kini mencumbuku
Adalah torehan kasihmu
Gemulai, menari diatas kanvas hati
Selalu saja ku dengar bulan mengisahkan kita pada bintang

29 April 2012 pukul 21.52
Ku hirup gerimis malam ini sepenuh jiwa
Agar hilang segala resah yang menghuni awang pikiranku

1 Mei 2012 pukul 21.10 
Aku dan kau seperti sepasang rel kereta.
Meski dekat tapi tak dapat bertemu dan menyatu.

2 Mei 2012 pukul 14.10
Sembilu menghujamku, darahku berkecipak dimatamu
pergilah
melihatmu, lukaku menyebar hingga ke poripori otakku
pergilah
tetaplah kau dalam nafas kegelapan

4 Mei 2012 pukul 19.41
Bagaimana aku akan melukis nafas langit
Sedang kuas dan warna cintaku ada padamu
berikanlah aku kesempatan melukis keindahan kasihku ini di hatimu, Putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun