Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak-sajak yang Ku Tulis Saat Remaja

21 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 21 Agustus 2020   15:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tulay Palazfrom FreeImages

8 Juni 2011 pukul 16.14
Telah ku lepas semerbak cintamu yang sudah lama mengharum dalam irama detak jantung
tekadku untuk menghapus kisahmu tak akan padam walau rintangan menghujam.

Ku tinggalkan cintamu tuk menggapai cinta yang abadi
kekal tak tergantikan.
Meski hati harus terluka, aku yakin akan bertahan hingga ujung jalan.

25 September 2011 pukul 19.14
Nikmatnya secangkir kopi di malam yang sepi
Segala resah tertutupi dan tak ada lagi yang ku ratapi
Dalam jiwaku tak ada lagi api

27 Desember 2011 pukul 10.11
Tak perlu kata untuk mengugkapkan perasaanmu.
Tak perlu pula kau gunakan pena untuk menulis isi hatimu.
Karena aku udah tau semua hanya dari senyumanmu.

9 Februari 2012 pukul 18.54
Perempuan berwajah indah itu berkata
"Aku hidup karena ada takdir Tuhan yang sudah melekat di tubuh dan jiwaku.
Maka dari itu jangan salahkan bila airmata tak dapat mengalir di pipiku meski takdir Tuhan terasa sangat sulit untuk ku jalani.
Dan meski kau dan aku tak dapat hidup bersama dalam satu tujuan. Ku resapi tiap langkah dalam hidupku seperti hening dinihari yang dingin tapi menyejukkan.
Tak perlu kau sesali jalan yg telah Tuhan buat. Tak perlu sesali pula jalinan kita yg terurai. Sudahlah, cukup sampai disini pertemuan kita. Dan tak seharusnya kita berlama disini"
Perempuan berwajah indah itu kemudian berlalu dan menghilang dalam cahaya dinihari.

13 Februari 2012 pukul 18.57
Memandangmu, berderai gerimis melukis rahim bumi
yang rekah serupa kelopak nafas melati
mengharum mengisi ceruk-ceruk lukaku yang kusam
Tetaplah Kau di situ.
Jangan berpaling dariku.

26 Maret 2012 pukul 22.42
Kamu berkata di dalam rengkuhan rembulan
meretas malam syahdu
"AKU Merindukanmu, aku seekor merpati yang terbang menemuimu''
lalu dingin menghisap airmatamu sebelum membasahi pipimu yang chubby

27 Maret 2012 pukul 17.37 
O, dunia yang menyeret kematian
Genggamlah aku ! Dan remukkanlah jiwakku!

4 April 2012 pukul 22.29
Aku terbenam diantara barisbaris angka
Kian menusukku
Memberatkan kelopak mataku
Makin jauh
Makin sepi
Makin redup

Hey, Esok...
Sambutlah aku dengan keindahanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun