Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Keliling 3 Desa Pakai Baju Hazmat, Bagaimana Rasanya?

9 Juni 2020   18:41 Diperbarui: 10 Juni 2020   12:37 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bulan yang lalu, saya pernah menceritakan Eriska, seorang wanita muda yang bekerja sebagai ahli epidemiologi di salah satu puskesmas di Kabupaten Jepara.

Kisah Eriska bisa di baca kembali di sini: Perjuangan Ahli Kesehatan Masyarakat Melawan Corona

Seperti diketahui, perjuangan para tenaga kesehatan bukan hanya memadamkan api yang membara, seperti yang kita lihat pada perjuangan dokter dan perawat di rumah sakit. 

Di bagian hulu juga ada tenaga kesehatan yang berjuang dengan cara promotif dan preventif demi mencegah api-api itu menyala dan menjalar ke daerah yang belum terjamah.

Ketika saya menceritakan perjuangan Eriska sebagai epidemiolog pada Maret lalu, kasus terkonfirmasi covid-19 di Indonesia masih pada angka dua ratusan orang dengan kasus meninggal masih pada angka belasan orang. 

Masuk bulan Juni, ternyata api itu dengan cepat menjalar ke mana-mana. Angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 sekarang sudah mencapai tiga puluhan ribu dengan seribu lebih penderita yang meninggal dunia.

Meskipun api sudah berkobar dan membesar hampir di semua daerah, tenaga kesehatan baik kuratif rehabilitatif maupun promotif dan preventif tidak begitu saja menyerah. Sampai saat ini mereka masih berjuang untuk memadamkan api dan mencegah nyala api covid-19 di Negeri semakin meluas.

Indonesia terserah? Cengeng amat!

Kali ini saya terketuk untuk ingin menceritakan kembali bagaimana pekerjaan Eriska seorang epidemiolog yang akhir-akhir ini makin sibuk saja.

Eriska bercerita bahwa dia baru saja berkeliling ke 3 desa di wilayah cakupan puskesmas dia bekerja untuk melakukan tracking atau pelacakan dan pemantauan kepada masyarakat yang diduga memiliki riwayat kontak erat dengan pengidap Covid-19.

Data yang didapatkan dari hasil tracking nantinya berguna dalam analisis epidemiologis untuk menentukan seberapa jauh kemungkinan persebaran covid-19 di suatu wilayah sehingga bisa digunakan untuk menyusun program pencegahan dan pengendalian virus ini di wilayah cakupan dia bekerja.

Pekerjaan tersebut memiliki risiko bahaya tertular covid-19 yang bisa saja dimiliki dalam tubuh warga yang diselidiki (carrier/OTG), oleh karena itulah pihak puskesmas mengantisipasi risiko tersebut dengan mewajibkan Eriska dan tim untuk mengenakan APD yang lengkap..

Saat tracking, Eriska harus memakai baju coverallsuit Hazmat, masker N95, handscoon (sarung tangan), sepatu boot, googles, serta faceshield transparan. Pakaian beserta aksesorisnya yang dipakai ini, tentu saja membuat Eriska hampir tidak bisa dikenali karena terlalu rapat menutupi seluruh tubuhnya.

Apakah anda bisa membayangkan bagaimana rasanya ketika memakai baju yang menutup rapat seluruh tubuh dan harus mengunjungi 3 desa pada siang hari yang terik?

Cuma dengan membayangkan saja sudah bikin saya gerah kepanasan dan sesak nafas.

Lalu bagaimana perasaan Eriska dan semua rekan dia ketika memakai pakaian itu? Apakah tubuh mereka merasa adem-adem saja dan nafas mereka lega seperti biasanya? Kok mereka kuat, ya.

Eriska ternyata juga manusia, dia tidak merasa adem-adem saja atau lega nafas ketika bekerja. Dia sebenarnya mengalami perasaan seperti apa yang sudah kita bayangkan tadi. Gerah, panas, dan sesak nafas.

Dalam waktu beberapa jam memakai baju dan perlengkapan itu saja, dia seperti mandi dengan keringat sendiri, kerapatan masker N95 membuat dia tersengal sesak tiap kali ingin bernafas. Googles dan faceshield yang mengembun membuat pandangan matanya ngeblur.

Ditambah lagi, dia harus berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain dengan terik matahari yang sedang bersemangat menyinari. Nikmat sekali!

Tak hanya itu, Eriska kerap mendapatkan penolakan bahkan cibiran dari warga dengan beragam alasan. Ada yang ketakutan, ada pula yang memang tidak mau kooperatif. Keadaan ini membuat hati dia terasa semakin lelah. Tapi  tentu saja dia tidak menyerah, dong.

Sedang mewawancari warga (dok. Eriska Eqy Eprilina)
Sedang mewawancari warga (dok. Eriska Eqy Eprilina)

Jika di jalan, di kampung, atau di mana saja melihat orang-orang yang berpakaian putih-putih tertutup rapat seperti itu, masyarakat tidak perlu takut apalagi panik. Mereka adalah orang-orang hebat yang sedang menjalankan tugas demi kesehatan dan keselamatan kita. Sambutlah mereka dengan baik dan bersikaplah kooperatif kepada mereka.

Anggap saja mereka adalah para Power Rangers yang sedang berjuang mengalahkan monster yang sedang menginvasi bumi. Atau kalau takut ketika bertemu dengan para pahlawan itu, menganggap mereka seperti Teletubbies yang lucu juga tidak apa-apa. Hehe.

Perjuangan melawan Covid-19 yang sedang menginvasi di negeri ini masih panjang. Jangan biarkan Eriska, dan tenaga kesehatan lainnya berpeluh keringat karena berjuang sendirian.

Kita sebagai masyarakat juga wajib berjuang dengan berperan aktif menjaga kesehatan diri kita sendiri dan mematuhi semua anjuran dan aturan pemerintah yang tercantum dalam protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

Ketika semua elemen dan semua lapisan masyarakat di Negeri bersatu dan berjuang bersama-sama, niscaya pandemi ini akan dengan mudah kita akhiri.

Sekian cerita saya kali ini. Semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan kebahagiaan, ya!

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun