Menurut pendapat saya, tulisan di sebuah blog itu lebih bebas dan santai, tidak kaku seperti buku (pelajaran sekolah).Â
Kita tidak akan bisa membuat pembaca betah berlama-lama memandangi tulisan blog jika tampilan tulisan yang kita buat bentuknya sama seperti tampilan koran.
Maka, dalam membuat konten di Kompasiana, saya berusaha untuk sebisa mungkin membuat kalimat yang singkat tapi mengena.
Saya juga mengatur jarak baris/paragraf antar beberapa kalimat biar tampilan enak dibaca (saya tak peduli soal aturan deduktif induktif).
Dalam mengoptimasi ini, saya sering sekali tekan tombol preview untuk melihat kalimat mana yang perlu saya pisah atau saya gabung sampai diperoleh tampilan konten yang sreg dan mantul.
Sebenarnya perihal cara menulis puisi di Kompasiana sudah dijelaskan oleh admin di halaman Frequently Ask Question (FAQ).
Tetapi melihat masih ada yang kebingungan dan gagal mengoptimasi tampilan konten puisi, jadi sekalian saja saya tuliskan di artikel ini.
Problem yang sering dialami oleh para Kompasianer ketika menulis puisi adalah saat ingin membuat bait dan baris. Seringkali ada yang masih kesusahan membuat dua elemen penting dalam puisi ini dalam menuliskannya di Kompasiana.
Contoh saya ambil puisi dari salah satu kompasianer (tanpa mengurangi rasa hormat dan apresiasi atas karyanya):
Nah, kalau pakek hape, menulis puisi langsung di teks editor Kompasiana memang susah. Solusinya, jangan nuis langsung di situs kompasiana.