Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Gara-gara Pandemi, Saya jadi Demen Pangkas Rambut Sendiri

16 Mei 2020   23:38 Diperbarui: 17 Mei 2020   11:52 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa bulan berlalu semenjak virus Covid-19 memaksa kita untuk berada di rumah aja. Rasanya lelah dan bosan melalui hari demi hari dalam keadaan sepi, harus jaga jarak dan nafas jadi sesak karena seharian mulut dan hidung saya selalu dibungkam oleh masker.

PSBB membuat pergerakan saya tak leluasa untuk nongkrong sana-sini. Mau keluar rumah saja sudah dibatasi oleh beton-beton lockdown yang menutupi hampir semua ruas-ruas jalan. 

Bahkan untuk potong rambut yang mulai gondrong saja rasanya segan ke pangkas rambut, karena berbagai media gembar-gembor mulu nakutin, katanya si virus itu mudah sekali menyebar lewat kontak fisik jarak dekat, makanya musti ada physical distancing.

Lah, kalau harus menjaga physical distancing, mana bisa saya cukur rambut ke kang pangkas rambut, kan saat mencukur, musti deket-deketan tuh, cukur kan kagak bisa online lewat aplikasi zoom. Lalu bagaimana nasib rambutku yang mulai menjuntai urak-urakan seperti bulu singa ini? hehe

Selain karena pandemi, saya juga sebenarnya sudah malas sekali ke kang pangkas rambut. Sudah tak terhitung saya pindah-pindah dari kang pangkas sebelah kos, kang pangkas yang ada di kota, maupun ke barbershop yang katanya kekinian, tetap saja hasil cukur mereka tidak cocok dengan briefing awal bentuk gaya rambut yang saya inginkan. 

Sampai-sampai saya sodorin tuh foto oppa-oppa K-Pop biar cukurannya mirip dan biar saya jadi ganteng gitu. Tapi hasilnya selalu saja mengecewakan. Pengennya cukur kayak Jimin BTS, malah jadi kayak Ismail Bin Mail di serial Upin Ipin. Pengennya cepak kayak Jisoo, jadinya malah kayak cepaknya rambut Kim Jong Un. 

Berawal dari alasan-alasan tersebutlah, akhirnya saya memutuskan untuk belajar mencukur rambut sendiri di rumah. Pengennya sih daftar pelatihan prakerja ala Pakde Jokowi. 

Kata teman saya, di pelatihan prakerja ada juga pelatihan jadi barbershop. Nah, kan lumayan. Dapet duit virtual jutaan buat beli kursus-kursus begituan dan dapet e-sertifikat.

Plus dapet duit real bulanan 600 ribu lagi, tapi hingga gelombang ketiga pendaftaran Kartu Prakerja dibuka, gagal mulu karena kuotanya, penuh.

Jadilah saya cuma bisa belajar potong rambut lewat  browsing di internet. Saya baca artikel di wikihow, pelajari sampe dua hari, lalu berhari-hari saya pantengin tuh kanal-kanal Youtube yang nyediain tutorial self hair cut. Hingga pada hari ke-7, saya mantap untuk potong sendiri ini rambut.

Peralatan yang diperlukan untuk potong rambut sendiri itu mudah. Saya hanya perlu beli ketam/hair clipper otomatis lewat online seharga dua ratus ribuan, dua cermin, sisir, jepit rambut, dan tentu saja gunting. Untuk gunting, saya pakai gunting biasa, bukan gunting cukur yang harganya mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun