Kapan terakhir kali kamu melihat capung?Â
Tahu tidak, Â Sudah sejak dua minggu yang lalu aku berkeliling, menyusuri tiap-tiap sudut kampung, ke sawah, ke bendungan, ke pinggir kali irigasi, kok susah sekali ya nemu keberadaan capung. Hari ini pun saya kembali tidak beruntung tidak bisa ketemu capung.
Katanya capung tidak suka terik matahari yang menyengat, tapi saya sudah berburu di pagi hari dan di sore hari sambil ngabuburit, tidak ketemu juga ini capung.
Padahal dulu capung-capung banyak sekali, terbang ke sana kemari , hinggap di sana-sini. Tapi sekarang, seekor capung pun tidak bisa aku temui. Kenapa bisa terjadi?
Jangan-jangan hilangnya populasi capung di kampungku, karena perbuatan masa kecilku. Aku suka memburu mereka dengan jaring, memancing mereka dengan umpan lalat, menjebak dengan pulut (getah), atau menangkap dengan tangan kosong.
Capung-capung yang aku tangkap, aku ikat ekornya dengan serat pelepah pisang (lamat), lalu menerbangkan capung itu seperti layang-layang sambil aku berlarian girang. Â Duh, Aku jadi menyesal
Capung
Capung/Kinjeng (jw)/Dragonfly (ENG) konon adalah serangga terbang yang pertama ada di dunia. Wahyu Sigit Rhd dalam buku Naga Terbang Wendit (2013) menyebutkan bahwa capung muncul sejak jaman karbon yaitu antara 360 - 290 Juta tahun yang lalu.
Fosil nenek moyang capung yang ditemukan dari 325 juta tahun yang lalu di batuan Karbon Atas dataran Eropa.
Oiya, Capung (dragonfly) hampir mirip sekali dengan capung jarum/kinjeng dom (damsfly). Perbedaan mencolok dari keduanya adalah dari ukuran. Capung dragonfly lebih besar dibandingkan dengan damsfly, ekor damsfly kecil mirip seperti jarum atau dom (jw). Tapi biar lebih mudah, dalam pembahasan ini saya menyamakan keduanya, ya.Â