Corona yang sudah menjadi pandemi dunia itu. Siswa dipulangkan dan materi pembelajaran dilanjutkan melalui metode daring dari rumah masing-masing.
Sesuai Instruksi Gubernur Jawa Tengah, mulai tadi pagi (3/16/20), kegiatan belajar mengajar di sekolah di seluruh Jawa Tengah ditiadakan untuk mencegah penyebaran virusNamun malang bagi Teman saya, Si Amad, Kang Jualan Cilor ini tidak tahu berita terbaru tentang diliburkannya Sekolah itu.
Amad Si Kang Cilor Maklor
Amad adalah teman pada masa kecilku dulu, sekarang dia berwirausaha dengan berjualan Cilor dan Maklor di Sekolah-sekolah di Kampung halamannya, di Brebes.Â
Kata Amad, Cilor adalah akronim dari Aci dan Telor. Kalau Maklor singkatan dari Martabak Telor. Dia berjualan dengan memakai sepeda motor bebek yang dipasangi semacam gerobak untuk memasak.
Berkaitan dengan libur Corona, Amad tidak tahu berita tersebut. Meskipun Amad sudah punya handphone berinternet, tapi pemanfaatan untuk mendapatkan informasinya terbatas, dia pakai untuk pakai WA saja.Â
Jadi dia tidak mengetahui informasi tentang sekolah yang akan diliburkan. Akhirnya Pagi tadi, dia tetap berangkat ke sekolah berharap Cilornya laris manis diborong oleh para bocah seperti hari-hari sebelumnya.
Sesampainya di sekolah langganan dia mangkal, Amad merasa heran dengan sudah bubarnya para siswa dan mereka langsung pulang. Tak ada satupun siswa yang mampir digerobak motor bebeknya. Ciloknya tak laku di sekolah itu. Melihat kondisi itu, Amad kebingungan.
Kemudian dia mencoba peruntungan lagi dengan berpindah ke sekolah yang lain, namun sama saja keadaannya. Sekolah sudah sepi dan tak ada satupun yang membeli cilornya pagi itu. Hingga pada siang hari, dia baru dapat pembeli, seorang pemuda yang tak sengaja lewat.
Dari pemuda itu belakangan dia tahu kalau sekolah yang sepi itu karena memang diliburkan dan akan libur terus sampai 14 hari. Mengetahui itu, Amad lalu berkeliling kampung, membunyikan tetot-tetot di sepanjang jalan berharap menarik anak-anak untu membeli.Â
Namun, keadaan kampung sepi dan tak banyak pula anak-anak yang membeli cilor dan maklor yang dia jajakan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!