Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Saatnya Lebih Menghargai Uang Receh

7 Maret 2020   10:01 Diperbarui: 8 Maret 2020   05:06 2130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Receh yang Saya Kumpulkan Selama 3 Minggu | Dok. pribadi

Paradigma Uang Receh

Di masyarakat, uang receh atau uang koin sering dianggap sebelah mata jika dibandingkan dengan uang berbahan kertas. Transaksi menggunakan uang receh cenderung diidentikkan dengan orang-orang kalangan bawah seperti pengamen, Pak Ogah, tukang parkir, dan pengemis. 

Bisa jadi stereotip masyarakat inilah yang menyebabkan seseorang untuk segan dan enggan menggunakan uang receh.

Anda pasti pernah mendengar seseorang (atau bahkan Anda sendiri) mengucapkan “Maaf, pakai uang receh,” saat hendak membayar suatu barang.

Saya merasa heran mengapa seseorang meminta maaf untuk hal yang sebenarnya tidak perlu itu. Padahal selama memiliki nilai yang sama, entah membayar dengan uang receh ataupun dengan uang kertas seharusnya sama saja bukan?

Dari segi kepraktisan, uang receh memang terasa merepotkan karena kita harus menyediakan tempat penyimpanan yang lebih besar. Uang receh juga berat dan repot jika dibawa kemana-mana, muncul bunyi “kricik-kricik” yang membuat Anda tidak nyaman. 

Tapi jujur saja saya justru senang membawa uang receh dengan bunyi unik itu, meskipun teman saya ada yang mengejek dengan kalimat “Habis Ngamen dimana, Mas?” saya tak masalah, saya cuek saja, dan menganggap itu sekadar lelucon.

Uang receh dianggap tidak bernilai sama sekali karena nominalnya yang kecil. Kehilangan seratus perak, dua ratus perak, lima ratus perak mungkin tidak akan dipermasalahkan dibandingkan jika Anda kehilangan selembar lima ribu Rupiah. 

Namun pernahkah Anda menghitung berapa uang receh yang Anda sepelekan dan hilang tercecer itu? Kalau dikumpulkan bisa saja nominalnya bahkan lebih besar dibandingkan selembar kertas uang lima ribuan.

Jika saja uang receh-receh itu bisa berbicara, mungkin mereka akan mengeluh atas perlakuan tidak adil manusia terhadap “ras” mereka yang sering disepelekan dibanding dengan “ras” kertas.

“Wahai Manusia! Tindakan diskriminasi kalian terhadap kami sungguh menyebalkan! Jika hanya satu koin, mungkin terlihat kecil, tapi jika kami berkumpul, nilai kami bahkan bisa untuk membeli sebuah Mobil Mewah! Ingatlah azab wahai manusia!” - Kaum Receh

Sukses Finansial Bersama Uang Receh

Percayakah Anda dengan kalimat, “Menghargai setiap receh mampu mengantarkan Anda pada kebahagiaan finansial”? Kalau tidak percaya, Anda keterlaluan! Hehe.

Sudah banyak yang membuktikan bahwa dengan menghargai setiap receh, menyimpan dan menabung uang seratus perak dua ratus perak bisa membuat kita lebih bahagia. Kalau Anda perlu bukti, silahkan Anda melakukan pencarian di mesin telusur Google dengan keyword “Membeli dengan Uang receh”.

Maka akan Anda temukan kisah-kisah orang yang sukses meraih kebahagiaan. Mulai dari tukang tahu yang bahagia dapat membeli motor, hingga seorang petani yang bahagia sekali dapat membeli mobil hanya dengan mengumpulkan uang receh.

Apakah Anda tidak ingin seperti tukang tahu dan petani itu? Mungkin kebahagiaan Anda bukan sekadar ingin membeli motor atau mobil. Kalau “istiqomah” bisa saja Anda dapat membeli rumah dari hasil recehan yang Anda kumpulkan.

Saya juga suka mengumpulkan receh. Receh dari hasil kembalian dari warung kecil tidak saya cecerkan begitu saja, saya menyimpannya dalam sebuah dompet.

Dan meskipun hasil yang saya dapat belum cukup apabila untuk membeli motor atau mobil, saya senang sekali ketika recehan yang saya kumpulkan bisa untuk membayar kebutuhan bulanan anak kos seperti makan, listrik.

Bahkan saya bisa membeli sebuah speaker MP3 player serta sebuah aquarium beserta ikan-ikan guppy di dalamnya untuk melengkapi hiburan di kamar kosku. Hehe.

Dengan lebih menghargai, minimal dengan tidak menyepelekan dan membiarkan uang receh tercecer saja, Anda akan menjadi orang yang lebih menghargai bagaimana susahnya perjuangan mendapatkan uang. 

Sehingga tidak sembarangan dalam menghambur-hamburkan uang yang justru akan membuat kondisi finansial Anda memburuk.

Mulai saat ini, cobalah untuk hilangkan rasa segan dan malu menggunakan uang receh dalam setiap transaksi. Tidak perlu gengsi, karena kata orang bijak, gengsi membuat hati kita mati.

Jangan lagi membiarkan uang receh tercecer. Anda bisa siapkan tempat untuk menyimpan uang yang tercecer itu. Menabung uang receh itu mudah, seratus dua ratus rupiah tak akan terasa berat. 

Suatu saat jika terkumpul, Anda akan mungkin bisa terheran dan bahagia betapa banyak nominal yang terkumpul dari hanya seratus dua ratus perak yang tiap hari Anda kumpulkan itu.

Sekian, semoga bermanfaat.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun