Tidak perlu merasa tabu, stigma, takut, malu, atau apapun perasaan diri yang membuatmu mengurungkan niatmu untuk membeli kondom.Â
Kalau anda seorang yang sudah menikah, ngapain masih punya perasaan tabu saat membeli kondom, wong sudah legal kok. Kecuali membelinya untuk keperluan berhubungan seks dengan selingkuhan, anda sebaiknya ingat istri, kasihan dia. Hehe.
Jika anda pemuda bujang yang akan membeli kondom untuk berhubungan sama pacar, Ingat! Â Anda berani melakukan seks di luar nikah itu sudah ketabuan yang luar biasa.
Jadi, Tak perlu merasa tabu, tak perlu takut atau malu. Bulatkan tekad lalu langsung saja ke kasir minimarket, bilang "Mbak, beli Kondom!" Bayar. Lalu pergi. Simpel, kan?
Kedua, untuk masyarakat yang melihat seseorang membeli Kondom.
Orang-orang kita dikenal sebagai orang yang ramah, saking ramahnya orang lainpun sering sekali berkomentar dan mengurusi kita hingga ke ranah pribadi.Â
Istilah jawanya "Wong liya luwih ngerti jeroanku, padahal awakku dhewe wae ora ngerti jeroane dhewe". Kebiasaan mengurusi urusan orang lain inilah yang sebenarnya harus lebih dikurangi dan kita perlu lebih acuh.
Ketika menemui seseorang yang sedang membeli kondom, cobalah tak perlu untuk menatap dia dengan pandangan aneh, tidak perlu juga menyapa dengan bertanya "beli kondom buat apa/siapa itu mas?" tindakan-tindakan seperti itu dapat mengurungkan niatnya membeli kondom.Â
Kalau dia akhirnya tidak membeli kondom dan tetap melakukan hubungan seks tanpa kondom, yang salah siapa?
Kalau kita sudah membaca tulisan ini dari awal, semestinya menyadari bahwa dia membeli kondom ya untuk melindung dirinya dan pasangan seksnya. Cobalah Bersikap Cuek, acuh.
Kecuali kalau anda memergoki anakmu yang masih bujang sedang membeli kondom, tampol saja dia! Hehe.
Penutup