Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indahnya Negeri Laskar Pelangi, Belitung

3 Agustus 2019   06:04 Diperbarui: 3 Agustus 2019   06:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan ke Belitung ini adalah perjalanan perdana bersama teman seperjuangan semasa  kuliah. Sebelum memutuskan ke Belitung sempat bingung juga karena nyaris bentrok dengan perjalanan dinas ke Palu.

Setelah bergalau ria akhirnya kesampaian juga ke negeri laskar pelangi yang novel tetraloginya udah khatam dari dulu dan menginspirasi saya buat jalan-jalan ke tempat-tempat indah.

saya udah ketemu dan minta tanda tangan penulisnya langsung lho.... Norak! Hehehe... Bang Andrea Hirata padahal nawarin untuk mampir ke tempatnya kalau ke Belitong lagi. Pasti gue balik lagi, janji!

 Baiklah, perjalanan kali ini saya ikut trip keroyokan dengan pesawat bertarif Rp 1 juta PP. Berangkat garuda pulang sriwijaya. Pas sampe di bandara Hanandjoeddin, kita langsung dijemput, Bang Ari, tour leader kali ini. 

Ada satu orang yang barengan kita, lelaki yang super rese dan super doyan selfi sampai ganggu orang dan akhirnya kena batunya, HP-nya kecelup air hehehehe 

Manggar dan 1000 Kedai Kopi

Dari bandara kita enggak sempet nengok kuil dewi kuan In jadi langsung ke Manggar buat nyicip kopi asli Belitung. Beuh, memang benar, sepanjang jalan banyak banget warung kopi. 

Di dalam novel  di tempat ini warga Belitung gemar nongkrong saban hari mulai dari ngomongin politik sampai tetangga sebelah rumah.

Andrea juga menggambarkan bahwa banyak orang Belitung lebih suka ngopi ngobrol ngalur ngidul daripada kerja. Memang beberapa warung kopi penuh orang tetapi banyak juga yang kosong melompong jadi saya rasa kini mereka udah mulai sadar supaya nongrong gak lama-lama lebih baik kerja hahaha...

Saya merasa kopi Belitung enggak terlalu gimana gitu, wanginya juga enggak sesedap kopi aceh dan rasanya biasa aja, kayak kopi kuli hehehe.... Cuma yang dijual Belitung itu adalah budaya ngopi bukan produk kopinya, menurut saya.

Kopi di Manggar adalah kopi kedua setelah menyesap kopi di pesawat tadi. Dan saya minum kopi lagi sorenya. Tiga gelas kopi ini membuat saya terjaga sampai jam 3 malam. Deritaaaa....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun