Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indahnya Bali Dilihat dari Sini

29 Juli 2019   12:11 Diperbarui: 29 Juli 2019   12:24 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki hari ketiga di Bali kami mulai bingung harus start dari mana. Berhubung beberapa teman mempunyai style traveling beda, karena ada yang demen shopping maka kita memutuskan untuk berhenti sejenak memuaskan dahaga salah satu temen kita yang mau shopping di Discovery Mal, Kuta. 

Mal ini dibelakangnya ada pantai, tapi mau kayak gimana juga mal tetap mal yang sama jualannya hahaha...

Di mal kita cuma bertahan setengah jam karena gak betah di mal, kecuali temen gue yang ngaku mau beli sesuatu akhirnya gak beli apa-apa :P. Seperti biasa. Lalu perjalanan dilanjutkan ke GWK alias Garuda Wisnu Kencana.

GWK 

Sebelum GWK udah complete strukturnya seperti sekarang, saya pernah menemui patung ini dalam kondisi yang tak utuh. Berikut ceritanya.

Dari awal Bli Emon udah cerita panjang lebar soal patung ini. Konon katanya kalau patung ini dilanjutkan pembangunannya akan menjadi patung terbesar di dunia. Tapi karena urusan politik, pembangunan patung ini sengaja ditunda. Dia juga menyebut versi cerita yang lain. Ada yang bilang jika pembangunan dilanjutkan maka pulau Bali bisa tenggelam. Tapi terbuktikan setelah patung Wisnu diselesaikan tidak terjadi apa-apa, temasuk tenggelamnya pulau Bali.

Sampai di pintu gerbang. Lagi-lagi dengan kekuatan orang lokal kita bisa dapat potongan harga. Setau saya tiket masuknya itu sampai Rp 40 ribu. Setelah masuk kita langsung foto-foto di depan patung sang garuda dan wisnu.

Ada tebing-tebing yang sedemikian indah dibentuk tempat patung ini enggak biasa. Ada padang rumput yang kalian bisa duduk atau tidur-tiduran hahahaha.

Kami sebenarnya random aja di sana alias kemana-mana dan ternyata ada jadwal tertentu yang membuat kalian bisa menyaksikan tarian bali dan pawai ogoh-ogoh. Seru! Setelah menari ternyata kalau mau foto dengan para gadis bali atau ogoh-ogoh kalian bisa memberi mereka uang  seikhlasnya sih. Cuma enggak enak aja dipandang mata turis asing, ya gak sih?

Pantai Balangan 

Bli Emon adalah sopir sekaligus guide yang pandai merekomendasikan destinasi wisata di Bali. Awalnya kita mau ke Dream Land tapi kata Bli di sana komersialiasinya udah parah jadi mending ke pantai yang enggak mainstream aja, contohnya pantai Balangan.

Dibanding dengan pantai Kuta, Sanur nama Balangan belum banyak dikenal dan benar saja jalannya benar masuk ke jalan kecil dan enggak ada parkiran khusus gitu.

Dokpri
Dokpri

Pantainya sepi dan syahdu jadi bikin loncat-loncat sendiri karena pantai ini pantai saya banget yang enggak suka keramaian tapi indah. Alhasil tubuh ini sudah rela digempur ombak segede apapun. Seneng banget. Mau kayak orang gila juga enggak ada yang ngeliatin hahaha. 

Bukan cuma saya yang kepincut pantai ini, bermacam-macam bule juga datang ke pasir putih ini tanpa berisik. Meski saat itu ombak tengah besar namun ada yang menarik perhatian. Sejoli sedang foto prewed, emang bener deh cocok banget pilihannya dengan latar tebing mereka bisa dapat foto yang bagus sekaligus romantis dan manis dengan dress warna warni yang berkibar-kibar. 

Makan Malam di Jimbaran

Perjalanan hari ini ditutup dengan makan cantyik di Jimbaran. Kita sudah menduga harganya selangit, awalnya berpikir bakal ditraktir sama temennya temen saya secara dia yang ngajakin berarti dia yang teraktir dong hahaha.

Tapi mau gimanapun, enggak nyesel makan di sini. Cuma yang nyesel itu saya kurang khusyuk makan di bawah tenggelamnya matahari yang super cantik karena ramai dan ribet pesen makanan. Padahal langitnya lagi ungu banget hwaaaa sebel.

Dokpri
Dokpri

Pas makanan kita datang, seafood segala rupa bener-bener buat air liur menetes. Yang paling jagoan sih tiramnya plus saus yang enak banget slruppppp!. Tapi abis itu langsung tongpes karena satu orang ngeluarin lebih dari 100 ribu dan kita itu sekitar 5 orang. Hwaaa luamayan banget. Akhirnya besoknya kita bener2 cuma makan nasi jinggo yang murah meriah. 

Makan di sini ikannya seger kalian juga bisa milih sendiri, tapi asepnya itu lhooo poool banget nampolnya. Jadi abis makan lumayan jadi bau asep abis tadi keringetan bau pantai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun