Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Damai di Bali

28 Juli 2019   16:44 Diperbarui: 28 Juli 2019   17:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang yang ke Bali pasti pasang foto dengan latar danau ini. Emang pemandangan di danau ini ciamik banget, apalagi kita datang pas rada-rada mendung-mendung gitu. Sejuknya mata memandang hamparan pura di tepi danau, di sampingnya perahu berjejer warna warni dengan angin sepoi-sepoi. Sungguh amboi alam Indonesia.

Suasana juga terlihat tenang meski ramai dengan turis namun tidak ada hiruk pikuk yang berarti seolah semua tenggelam dalam kesyahduan danau ini.  Makanya kita tak lupa memotret hampir sisi bangunan di Ulu Beratan. Hingga ketika hampir semua panorama sudah habis terekam, kami memutuskan ke tempat lain, lebih ke dalam dan jauh dari keramaian turis dan kita menemukan sepotong surga lagi yang tersembunyi.

Tips bagi kalian yang ke sini jangan ragu menyelinap ke tempat-tempat di sekitar destinasi siapa tahu nemu spot bagus kayak spot yang kita temuin. Hasilnya saking mau foto selfi dari jarak jauh, temanku Intan setting kamera sedemikian rupa. Pas timer-nya mulai dia lari-larian supaya bisa kena jepret foto. hahaha niat banget yak.

Danau Buyan 

Sepanjang danau Beratan suasana makin sejuk dengan mendung yang menggelayut. Beuh, kalau sama pasangan dijamin udah peluk-pelukan deh hahahha...... Tapi perjalanan selanjutnya Bli Emon ngasih rekomendasi yang keren banget, yaitu danau Buyan yang bisa dinikmati dari ketinggian dan dari  pinggir jalan raya.

Di sepanjang jalan banyak monyet liar yang menyambut kami dengan ramah kalau kita lempar pisang sudah pasti mereka berkerumun. Untuk bener-bener bisa menikmati suasana, Bli Emon buka kaca mobil sembari mengeluarkan tangannya menampar angin, beuh macam di film. Latah, saya pun ikutan. Ternyata memang terasa menjalin keromantisan dengan alam. Ugh pantesan banyak yang bulan madu ke Bali.

Setelah tiba tempat spot foto, ternyata banyak yang jual kopi pinggir jalan sampai jasa foto bareng uler, buat apa coba wkkwkwkw. Si Bli ini kerja dengan totalitas yang tak terbayarkan dia siap jadi fotografer profesional yang keren ambil angle. Seperti nyuruh kita naik ke atas puncak pohon cuma buat difoto. Ya Ampun mana saya pake dress wkwkw. Tapi oke fotonya.

Sawah Ubud

Setelah puas jeprat-jepret kita menyusuri hijaunya persawahan di Ubud. Sayang kita datang di saat sawah belum lebat dan menghijau alias abis dipanen jadi gak cakep-cakep bgt kayak di tipi-tipi hehehe...., Tapi lumayan lah buat menghabiskan kuota oksigen di sini. Puas-puasin deh ngambil O2 yang susah di dapat di Jakarta. Ada beberapa spot persawahan yang kita dikenai biaya. Tapi bukan Bli namanya kalau kaga jago nego dan hasilnya gratis masuk ke persawahan ini. Makanya guys pake deh jasa sopir atau guide orang asli Bali ya

 Tanah Lot

Sebagai penutup trip hari ini Tanah Lot paling tepat karena kita emang mau menikmati golden sunset yang disebut juaranya di Tanah Lot. Belum juga waktu senja tapi kawasan ini sudah ramai manusia. Air semakin pasang jadi gerak pun tidak bisa leluasa. Semua orang sudah punya tempat masing-masing untuk menikmati matahari tenggelam. Kita pun berkeliling mencari tempat yang tepat karena kita enggak mau penggalan surga ini ga khusyuk dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun