Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Eksplorasi Paling Dalam di Baduy Dalam

7 Juli 2019   18:37 Diperbarui: 7 Juli 2019   19:04 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman ke Baduy Dalam adalah pengalaman yang tak pernah akan saya lupakan seumur hidup saya. Betapa tidak, untuk pertama kali saya merasa berhasil melewati batasan saya, utamanya soal fisik.

Untuk masuk ke pusat pemukiman Baduy saya yang ikut open trip harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam ke Stasiun Rangkasbitung lalu kita menyewa mobil tanggung dengan asap hitam mengepul. Tapi sebelum perjalanan yang bagai neraka itu, kita mampir dulu di pasar dekat stasiun. Tour leader kami menginstruksikan membeli ikan asin, indomi, sampai beras. Ya, ini memang jadi hadiah untuk warga di sana. Katanya mereka gemar banget ikan asin hahaha...

Saat kami sampai, orang-orang Suku Baduy dalam dan luar kompak menyemut di terminal Ciboleger. Sebagian besar mereka memang sudah bertugas menjadi guide tapi sebagian lain berjual macam-macam barang. Mulai dari madu sampai tongkat untuk trekking.

Sebelum trekking kita sempatkan shalat dulu, memohon agar perjalanan lancar. Sempat khawatir karena mendung menggantung dan hari akan hujan, yang saya tahu kalau benar-benar hujan jalan akan licin dan lumayan bahaya kalau trekking.

Musala di sini tidak terurus berdebu, tanda memang masyarakat jarang shalat di masjid. Prihatin.

Yang lumayan membuat kaget, kalau mau buang air kecil, wudu, cuci atau mandi ada satu pemandian khusus wanita. Di situ semua dilakukan bersama-sama. Heee... lumayan risih sih hehehe... tapi byur, airnya sejuk khas pegunungan.

Siap-siap trekking dimulai, eh seorang peserta trip lagi-lagi ingin ke toilet. Nah di sini saya dongkol setengah mati. Wanita berjilbab plus kacamata trendi ini, minta izin ke toilet di rumah penduduk. Salah satu penduduk pun mempersilakan, tapi tunggu,  ternyata peserta ini tidak jadi gunakan kakus penduduk. Sebab dia enggan membuka sepatu dan masuk, dan penduduk yang tadinya ramah jadi sedikit murka karena peserta tidak sopan mau masuk rumah tapi kok enggak mau buka sepatu

Lagi-lagi ingat ya sopan santun dan prinsip di mana bumi dipijak langit dijunjung. Kita ini tamu lho!

Gara-gara kejadian ini, saya sudah bersungut-sungut dengan teman saya. Kelakuan orang kota kok malu-maluin banget.

Oke, skip! Setelah berdoa kita pun ramai-ramai masuk ke gerbang "selamat datang di Baduy,". Nervous! Pasti, tapi di kanan kiri kami sudah ada Sapri dan kawan-kawan dari Baduy Dalam yang siap jadi guide dan bawain barang. Sungguh saya enggak setuju soal bawain barang.

Dokpri
Dokpri
Rasa-rasa kok kayak kita budakin mereka. Parahnya lagi kita seolah enjoy aja nyuruh mereka bawain barang-barang kita yang lumayan berat. Mungkin mereka begitu karena mereka merasa akan kasih bayaran ke Sapri dan kawan-kawan jadi no problem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun