Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Di Sembalun, Nyanyian Keindahan Mengalun

4 Februari 2019   13:27 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya kami berencana melihat sunrise pagi itu, tapi badan sudah terlalu lelah dan malas. Ternyata keputusan kami tepat juga, pasalnya belakangan di kasih tahu kalau masih banyak pemabuk di jalanan.

Termasuk para penjaga hotel kami yang bikin saya ketakutan sampai mimpi buruk semalaman. Tidak ada lagi kerumunan di lobi hotel, ya mungkin mereka pada tepar mabok-mabok semalam. Tapi ini juga bikin kita rugi karena sampai jam 10 pagi kita ga dapat sarapan. hupff...

Katanya baru ada jam 12 siang. Yakali gw makan siang kali. Akhirnya kita skip sarapan karena sudah janji dengan bang Arie jemput kami di tengah hari.

Sesuai janji, bang Arie sudah standby dan akan mengantar kami ke sembalun lewat jalur utara yang ternyata jauhnya nauzubillah. Tapi Alhamdulillahnya, pemandangan hijau dan bau rerumputan buat kita betah banget. Nah, inilah sembalun tempat saya ingin tinggal jika saya disuruh tinggal di Lombok.

Air Terjun Sindang Gile

Hampir seluruh perjalan baik di Lombok atau di tempat lain saya adalah orang yang dititahkan duduk di depan. Kenapa? saya jarang tidur dan cerewet bukan main. Plus rasa ingin tahu tanya ini itu, komen ga penting. Makanya saya selalu punya ikatan emosional tersendiri sama setiap sopir-sopir perjalanan saya. hahahah...

Nah, saat semua pada tidur saya kerjain aja sekalian. Bukan langsung ke Sembalun, bang Arie saya suruh belok ke air terjun Sindang Gale yang letaknya ada di kaki gunung Rinjani ternyata.

Mereka kaget karena saya bawa mereka tanpa persetujuan haahah...tau-tau udah mau sampe aja. jadi ceritanya itu, berawal dari saya lihat plang air terjun Sindang Gile trus dengan sangat implusif saya suruh Bang Arie belok.

Ternyata, keimplusifan saya berujung caci maki dari teman-teman pasalmya untuk ke air terjun ini medannya sungguh ekstrem. Memang sudah pake tangga sih tapi naik dan turunnya itu tinggi banget. Sampai salah satu teman saya harus naik ojek pas pulang karena gak kuat dan dia pun bertubuh subur jadi kesulitan kalau harus mengeluarkan ekstra tenaga.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Teman saya lainnya yang sedikit subur, tergopoh-gopoh kami harus istrirahat sebentar karena dia sudah hampir kehabisan napas. Alhamdulillah saya sendiri melalui ini meski capek tapi masih kuat dan bisa mengatur napas mungkin karena terbiasa kerja lapangan.

Akhirnya, kami pun sukses pulang pergi dengan selamat. Oiya sampai lupa ceritain sensasi air terjunnya. Jadi air terjun ini tergolong tinggi jadi jatuhnya kalau kena air ini sakit juga. Saya dan teman-teman sih gak berani dekat-dekat. Selain karena gak bawa bajum gak mau basah juga. Meski cuma di tepi tapi cipratan air membuat kita jadi melek dan seger banget. Pantes aja orang bule langsung buka baju dan mandi-mandi di sana.

Selesai jelajah ekstrem, kita bener-bener langsung ke Sembalun. Eh gak deng, hahah... karena kita masih nekat turun di tengah jalan sekalian buat solat. Turun, cuma untuk menikmati pemandangan siang yang gak terik itu. Hati rasaya damai dan sejuk. Suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun