Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Bahagia Para Jomblo di Lombok

2 Februari 2019   10:08 Diperbarui: 3 Februari 2019   16:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pun berhenti di beberapa spot di tengah teriknya matahari kita foto-foto sebentar tak lupa kacamata biar keceh. Kalau udah nyampe Senggigi, bakalan deket banget tuh sama pelabuhan Bangsal tempat kita naik kapal kayu. 

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Jadi sampai di sana, si Bang Arie ninggalin kita yang mau nyebrang. Kami membeli tiket yang perjalanannya kurang lebih 1 jam. Ternyata para bule miskin juga samaan tuh sama kita pakai kapal ini. 

Teman-teman saya udah terhipnotis sama semilir angin di sepanjang perjalanan langsung pada lelap. Saya pun menjahili mereka yang kelewatan lelapnya. Jadi ada temen saya yang tidur sembari dekat-dekat dengan pria bule ganteng mirip hamish. 

Keduanya tertidur sembari hampir beradu kepala dan pundak. eaaa mirip-mirip di FTV cintaku mentok di bule Gili kan yak hahahha...

Tapi kengakakan saya lenyap, saat saya memperhatikan pembicaraan orang lokal lombok dengan wisman China. Semula keduanya bercanda tapi lama-lama kelewatan karena si orang lokal ini tanya dengan bahasa Inggris awut-awutan "Kenapa mata kamu begini" lalu menarik mata dia dengan maksud sipit hahaha... 

Lalu dia tertawa dan dia ulang-ulang lagi. Terkesan rasis bukan. Lalu di sambung dengan pertanyaan yang lainnya seolah-olah dia gak suka orang China.

Saya tahu dia tahan amarah dia mungkin klo gak udah berantem tuh di kapal. Untung juga si pacarnya menenangkan. Muka saya berubah ketus ingin rasanya saya labrak si orang lokal tak tahu diri itu. Gilak! gimana tempat lu mau maju pariwisatanya kalau mental lu masih rasis! 

Saya pun miris sekaligus kasihan dengan pemuda China itu Kasihan karena liburannya harus ada pengalaman pahit begini makanya selepas kapal bersandar ingin rasanya saya minta maaf atas perlakuan orang kami. 

Tapi niat saya urung, selain karena saya ribet nurunin koper teman-teman saya. Saya pun merasa tak enak hati. Pokoknya mood saya seketika menjadi gelap. 

Kepahitan kami belum berakhir, saat kami kesulitan mencari penginapan yang kami pesan.Ternyata jauh di pelosok sana. Dan jreng-jreng apa yang kami lihat soal penginapan kami. MEMBAHAYAKAN. kenapa? nanti deh ceritanya pegel nih. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun