Dia juga foto saya dengan slow motion yang sayangnya malah disimpen buat dokumentasi dia karena pas dikirim ke saya ga ada slow motionnya. padahal bagus, karena dia ambilnya candid alias pura-pura saya disuruh jadi modelnya haaha....
Oke setelah puas di sini, kami bergeser ke bukit teletabis yang membuat gak banyak orang menikmatinya selain karena terbakar, kelompok kami juga sudah kelelahan. Memang pascakebakaran panoramanya jadi gak bagus. Saya dibisiki sama sopir saya kalau ini sengaja dibakar untuk mengundang dewa menurunkan hujan. Itu menurut kepercayaan suku di sini. Oke baiklah. Â
Dari bukit Teletabis, kami pulang yeeee! dan saya tertidur pulas sampai terlalu pulas hingga badan saya terhuyung menubruk teman saya yang lagi lelap tidur juga. Dia kaget saya juga hahaha... tapi kami sama-sama tidur kembali sampai akhirnya kembali ke homestay untuk kembali ke Jakarta, tapi saya harus lewat Surabaya dulu. Cerita di Surabaya pun tak kalah seru lhooo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H