Sejak pertama ke Malaysia, saya tahu saya akan segera kembali suatu saat. Tanpa tunggu lama, kurang dari setahun saya sudah ada lagi di Kuala Lumpur.Â
Dan yang membanggakan saya di sana untuk presentasi seminar internasional di Universitas Malaya, universitas nomor satu di Malaysia. *kok bisa kan saya ga pinter-pinter amet wkwkwkw....
Mau tahu gak rahasianya? cuma berani bermimpi. Tapi mimpi tanpa komitmen adalah kosong.Â
Sejak awal tahun lalu, saya selalu rutin menuliskan mimpi-mimpi dan tujuan saya selama satu tahun di secarik kertas biasa, kumal malah. Kenapa kertas kumal? saya berharap saya tidak jumawa dan tetap berpijak di bumi. Menyadari bahwa mimpi itu bisa saja hilang dan tak terwujud.Â
Salah satu daftar mimpi saya adalah bisa ikutan konferensi internasional, tapi saya enggak mau jadi penonton, saya mau share ilmu pengetahuan saya ke dunia melalui menulis dan presentasi.Â
Saat itu di tengah hectic-nya kerjaan dan part time translate saya mulai beranikan diri. Saya tahu saya tidak bisa sendiri maka saya ajak teman saya untuk join. Temanya juga tak main-main soal penistaan agama yang dilakukan Ahok dan berdampak pada pernyataan kafir ke Djarot. Sumber penelitiannya salah satu media online.Â
Maka dengan diskusi dan membaca buku yang singkat kami beranikan diri untuk mengajukan abstrak, berikut judul Â
"Meaning of Kafir (infidel) on Muslim deputy governor candidate"
Dan dalam waktu kurang lebih sebulan, penyelenggara Free Lingusitic Conference mengumumkan bahwa abstrak kami lolos seleksi.Â
Saya yang saat itu ada di halte busway langsung gemetar, tak menyangka bahwa bisa masuk dan membawakan paper ini. Saya sampaikan pengumuman menyenangkan ini ke teman saya dan dia pun ikut bergetar. Maklum ini adalah conference internasional pertama kali di luar negeri.
 Berita bahagia ini saya sebar juga ke orang terdekat saya, beberapa memberikan selamat dan antusias menunggu hasil paper saya namun ada juga yang nyinyir dan bilang kalau saya lolos karena judul saya saya yang clickbait. grrgrgrg