Mohon tunggu...
Beef Achmad
Beef Achmad Mohon Tunggu... Security - RON

—Kata-kata tidak pernah lenyap, rohnya gentanyangan mengikuti usia bumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rayuan Segelas Kopi

20 Juli 2020   10:27 Diperbarui: 20 Juli 2020   10:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Berpaling saja, tidak semudah menulis kata-kata, (4:12). 

Terbujuk rayu dari aromatikmu, Terbujur kaku jika tanpamu, ketergila-gilaan pada hasrat, sedang menyeruputnya adalah cita-cita nyata, sebagai ungkapan-ungkapan kesyukuran yang hikmat, rutinitas harian yang biasa, dalam nuansa keterpikatan yang klimaks, selalu ada keteduhan-teduhan setelah menyeruput/meneguknya, dia, dia dia memanggilku, pelan, merayuku lagi, 

Gih, ngopi rinduku padamu," Ujarnya, 

Pojok kiri inspirasi, salemba

Jakarta, 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun