Laut Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar. Tidak ada negara di belahan dunia yang memiliki laut seluas Indonesia. Potensi bahari inilah yang menjadi prioritas Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan berbekal 2/3 luas wilayah laut, rasanya misi tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Selain itu, kekayaan potensi perikanan Indonesia pun telah diakui dunia sebagai pengimpor ikan dengan kualias terbaik.
[caption caption="sumber foro : sinarharapan.co"][/caption]Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Achmad Poernomo mengatakan menurut hasil penelitian yang telah dilakukannya, laut Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk perekonomian nasional. Hasil dari sumber daya laut pun akan memiliki manfaat yang sangat besar bagi bangsa dan rakyat Indonesia, jika bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Jika kita dapat memanfaatkan sumber daya laut sebaik mungkin maka, kita akan mendapatkan keuntungan sebesar USD 800M per/tahun.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan bahwa laut adalah masa depan Indonesia. Dalam rangka membangun potensi kelautan dan perikanan, KKP mempromosikan laut Indonesia dengan mengundang berbagai investor dari dalam negeri maupun luar negeri dalam acara Marine And Fisheries Business And Investment Forum pada 30-31 Maret 2016.
Dalam acara itu hadir Hadir pula sejumlah negara sahabat diantaranya para Duta Besar atau yang mewakili dari negara perwakilan Amerika Serikat, Australia, Jepang, Jerman, Perancis, Swiss, Republik Ceko, Denmark, Norwegia, Kerajaan Inggris, dan Rusia, serta berbagai perusahaan domestik maupun luar negeri.
Direktur Bidang Pengembangan Investasi Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan perikanan KKP, Anang Noegroho, mengatakan untuk memaksimalkan potensi kelautan dan perikanan Indonesia, pihaknya kini tengah menjalin kerja sama dengan Norwegia. Menurutnya teknologi adalah bagian pentinga dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Selain teknologi, bagian penting lainnya adalah modal dan pasar.
“Teknologi, modal, dan pasar. Di dalam kegiatan ini kita usahakan ketiganya ada, mereka bisa interaksi dan modalnya bisa dari perbankan dan nonperbankan, teknologinya bisa kita ambil baik dalam negeri maupun internasioanal dan pasarnya demikian juga karena pasar dalam negeri juga sudah fantastik. Kita punya penduduk lebih dari 200 juta dan kita mau 60 juta pemuda mengonsumsi ikan. Itu akan jadi kekuatan karena protein bagus, sumber daya otak bagus, jadi mudah-mudahan ke depan investasi kelautan dan perikanan akan menopang masa depan bangsa,” katanya.
Dalam hal permodalan, Anang menjelaskan, saat ini KKP sudah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan 13 bank untuk memberikan akses modal kepada para pelaku usaha, UMKM, dan UKM yang bergerak di bidang perikanan. Saat ini, masalah permodalan dinilai sudah tidak relevan lagi untuk dibahas karena pemerintah sudah menyediakan akses permodalan yang cukup mudah dan menginformasikan program modal ini ke berbagai media.
Tentunya dengan masuknya investor baik dalam maupun luar negeri, tersedianya teknologi, dan akses modal yang mudah bisa membuka peluang bagi pelaku usaha bidang berikanan, terutama UMKM bisa mengembangkan bisnisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H