Malam ini, sepanjang Jalan Prof. Soetomo, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, saya melintas pelan dengan Supra batok getar warna hitam, amanah dari Ibu ku itu.
Tak ada yang spesial di malam ini, sekedar malam ju'at pada umumnya. Waktu dimana Allah SWT menganugerahkan pahala berlipat ganda dengan segala ritus Ibadah yang hanya ditujukan kepada-Nya.Â
Malam ini hujan rintih-rintih datang, pertanda Kumpul Alumni IMM FAI UAD usai. Ya betul, IMM FAI UAD, Ikatan yang telah mengikat saya selama lima tahun terakhir. Disana, suka, duka, keringat dan air mata menjadi satu.Â
Pujangga berkata "hidup untuk gagal". ya memang benar, kita hidup baru sekali dan tidak ahli di semua bidang, bukan ?. maka dari itu, kegagalan adalah satu hal yang sudah pasti dan harus kita temui.Â
Kegagalan itulah yang saya temui di IMM FAI. Kegagalan mengelola diri, membangun mimpi, kegagalan belajar psikologis, kegagalan menyusun strategi politik, bahkan gagal asmara-pun bukan hanya sekali. semua itu membersamai perjalanan saya selama lima tahun terakhir ketika berproses di IMM FAI UAD. Terimakasih atas luka ini (mirip lagu, wkwwk)
Pertemuan malam ini dengan seluruh alumni terasa kurang. Sontak, kegagalan saya di masa lampau seperti yang saya ceritakan diatas tadi seketika lewat. Sebenarnya tidak menyakitkan, toh memang seperti itu masa lalu saya, dan sekuat apapun tenaga, tidak akan pernah bisa saya rubah.
namun yang membuat saya berfiikir diatas motor supra hitam saya, adalah posisi saya saat ini. Jujur, menikmati kegagalan dikala gagal itu nggak asyik banget. Kalau hanya makan pare kemudian makan nasi, masih batas toleransi, karena parenya akan hilang sendirinya ketika nasi sudah berada di rongga mulut. Akan tetapi, ketika menikmati pare lalu menikmati brotowali dalam waktu yang bersamaan itu rasanya engggak banget!.
Saya sudah siap menceritakan waktu gagal saya di IMM untuk di bicarakan di poadcast youtuber terkenal, buku perdana atau atas podium ketika suatu saat sudah berhasil menjadi "orang", akan tetapi, posisi saya sekarang belum menjadi"orang" sepenuhnya.
Bayangan kegagalan tadi terjadi ketika posisi pekerjaan saya belum jelas setelah purna kuliah, selain itu yudisium pemberkasan yang bejibun itu juga tidak kunjung selesai, belum  lagi orang-orang rumah yang menitihkan beban beratnya kepada saya itu juga sepeserpun belum saya tunaikan, belum lagi persoalan tentang pemaknaan hidup dan jodoh, alamak, sudah jatuh tertimpa gajah nggak tuh.
Dalam pikiran saya hanya mampu meredam itu semua, sembari menikmati sebatang rokok Marlboro Filter Black hasil nyopi.Â
Tapi, apapun itu, saya hanya bisa berkata pada diri sendiri, bahwa masa sekarang adalah masa yang sangat tidak mengenakkan. semua-muanya serasa bertrumpun menjadi satu, dan ketika difikirkan hanya akan menambah beban kognitif (gitu klau kata pacarku).Â
Maka dari itu, yang ingin ku lakukan hari ini hanya ingin melerai semua permasalahan satu-per-satu.
Dari pertama, Yudisium, Bismillah niat sepenuh hati ingin gass poll segera selesa.
Kedua, saya ingin fokus tembus UGM dengan program studi ekonomi pertanian.
Sembari itu, saya ingin mencari kerja untuk hidup dan untuk membahagiakan kedua orang tua saya.Â
Selepas itu saya ingin segera mengurus pemberkasan sekaligus oendaftarab beasiswa LPDP yang hendak saya tunaikan di pertengahan tahun ini.Â
Bismillahhirrakhmannirakhim.
Ya Allah, hambamu yang serba tidak disiplin ini faham betul, engkau akan mempermudah jalan hambamu apabila dia dekat dengan engkau. maka dari itu, di fofum kompasiana ini hambamu hanya ingin, semoga engkau mengizinkan aku untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa yang semakin menjauhkan aku dari engkau ya Allah.Â
Imam Syafio'i pernah berkata, bahwasannya Ilmu adalah Cahaya, dan cahaya tidak akan datang kepada sang ahli ma'siat. Maka dari itu, izinkan saya untuk mengelola berbagai macam kehidupan ini yang telah engaku berikan kepadaku Ya Allah, dan jadikanlah hambamu ini sebagai salah satu orang yang selalu melibatkan engkau dalam setiap detik nafasku ya Allah.
Penyakit hamba terdapat di kurangnya konsistensi dan sering menyepelekan banyak hal, sehingga tanggung jawab menjadi terpuruk, maka dari itu, tolong engkau izinkan hamba untuk menjauhi perilaku syaitan ini ya Allah, dan jadikankah hamba orang yang konsisten dan tidak mudah menyepelekan.
Ya Allah, konsistensi yang ingin hamba laksanakan hanyalah shalat lima waktu dan menjauhi berbagai macam perilaku maksiyat ya Allah. Shalat lima kali sehari di Masjid dengan berjamaah di awal waktu, sekaligus melakukan hal positif setiap saat, itu adalah cita-cita pendekku dan cita-cita ku selama ini yang belum kunjug terlaksana Ya Allah.
Semoga engkau meridhai jalan hambamu ini Ya Allah, Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H