Mohon tunggu...
Media Berbagi
Media Berbagi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Atma dan Asrar

20 November 2024   01:48 Diperbarui: 20 November 2024   04:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana Lepas Latihan (Sumber: koleksi Pribadi)

Sebelum ke puisinya, Aku ingin menyampaikan terkait latar belakang terciptanya puisi ini.

Puisi ini muncul dari rasa kebingungan yang mendalam dalam diriku, terutama tentang perjalanan mencari jati diri dan mencoba memahami hal-hal yang sulit aku pahami. Musik adalah salah satu bagian dari hidup yang selalu terasa jauh, seolah aku buta akan irama dan melodi yang seharusnya bisa ku rasakan. Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa kesulitan untuk menyatu dengan hal-hal yang seharusnya mengalir dengan alami.

Aku merasa seperti seorang murid yang tak kunjung paham meskipun sudah diajarkan berkali-kali. Di satu sisi, aku menghargai usaha orang-orang yang sabar mengajariku, namun di sisi lain, aku merasa cemas dan sedih melihat kebutaanku yang seolah tak ada ujungnya. Bagaimana aku bisa menjiwai lagu jika aku tak bisa merasakan harmoni yang ada?

Puisi ini adalah gambaran dari perasaan tersebut: kebingungan, kelelahan, dan keinginan untuk terus belajar meskipun tampaknya jalan itu penuh dengan ketidakpastian. Ketika aku menulisnya, aku juga mencoba untuk melepaskan sedikit beban yang ada di hati dan berbagi perasaan tersebut. Mungkin, ini adalah cara untuk aku bisa berdamai dengan kebutaanku---baik dalam hal musik, maupun dalam hal-hal lain dalam hidupku.

Aku ingin puisi ini menjadi bentuk pengakuan akan perjuangan batin yang kita semua hadapi, entah itu dalam memahami diri sendiri, mengejar impian, atau mencari makna dalam kehidupan. Semua itu butuh waktu, sabar, dan terkadang kebingungan yang tak bisa dielakkan.

Kurang lebihnya seperti itu. Berikut puisinya:

Atma dan Asrar

Nada, petikan, dan rasa  

Ku buta pada bagiannya  

Harmoni dalam jiwa, sebuah lagu hilang tanpa aba-aba  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun