Usai subuh di akhir tahun 2018 keluarga kami panik karena jantung suami tiba-tiba berdetak sangat kencang. Kami segera ke dokter dan disimpulkan bahwa jantung yang berdetak sangat kencang sampai 150 kali per menit diakibatkan karena asam lambung yang naik. Drama tidak berhenti disini. Jantung yang berdetak sangat kencang itu sering datang tanpa permisi. Disertai dengan anxiety, rasa cemas berlebihan, seolah-olah kematian sudah dekat.Â
Beberapa kali kami mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis Gastroenterologi. Menemui beberapa teman yang pernah mengalami gejala yang sama. Membaca berbagai jurnal dan cerita di laman internet.Â
Demi mencari tahu ada apa gerangan dengan tubuh suami yang biasanya tahan banting. Hingga akhirnya jantung yang berdetak kencang, anxiety, ulu hati yang nyeri, perut yang begah, rasa mual yang terus-menerus menerjang bermuara pada satu jenis penyakit, GERD.
GERD, gastroesophageal reflux disease, penyakit yang dikenal dengan asam lambung, ditandai dengan naiknya asam lambung ke tenggorokan disertai rasa begah pada perut, nyeri di ulu hati, pada gejala yang parah, penderita GERD juga merasakan detak jantung yang sangat kencang. GERD adalah sebuah tanda bahwa ada yang tidak beres dengan saluran pencernaan. Ada yang menemukan lukanya di lambung, ada juga yang mengalami rusaknya vili-vili usus.
Ikhtiar keluarga kami untuk menyembuhkan GERD tanpa ketergantungan pada obat mengantarkan kami pada pola makan sehat Food Combining. Pola makan yang memperbanyak asupan buah dan sayur.Â
GERD telah mengantarkan kami untuk lebih memperhatikan asupan nutrisi keluarga. Jika dulunya cuek dengan kecukupan asupan nutrisi keluarga, kini benar-benar memperhatikan apakah asupan buah, sayur, karbo hingga kacang-kacangannya cukup.
Benarkah Pola Makan Sehat Membuat Kantong Jebol?
Iya, perubahan pola makan sehat membuat kantong jebol. Keuangan keluarga kami kocar-kacir. Biasanya belanja cukup beli sayur, tempe dan cabe. Sekarang musti lengkap dengan aneka buah, sayur, protein nabati, protein hewani. Yang terasa paling menguras kantong adalah buah. Apalagi saat awal-awal kami masih pilah-pilih buah. Â
Seiring waktu, kami semakin memahami bahwa kunci pola makan sehat ada di kandungan nutrisinya, bukan jenis pangannya.Â
Ibu Anung Nurrachmi, praktisi Food Combining yang menjadi mentor kami dalam melakoni salah satu pola makan sehat ini berulang kali mengingatkan untuk mengkonsumi bahan pangan lokal yang sedang musim. Enggak perlu mencari-cari bahan pangan yang bukan musimnya hanya karena tergoda dengan resep orang lain.Â
Kami tidak neko-neko mencari garam himalaya, toh kita punya garam krosok ataupun garam halus yang kandungannya mirip dengan harga yang jauh lebih murah. Minyak zaitun kami ganti dengan VCO yang bisa dibuat sendiri dengan kelapa yang melimpah ruah di negeri ini. Kami tidak tergoda dengan safron yang harganya ratusan ribu, toh, negeri kita tercinta mempunyai kayu secang yang sama-sama membuat warna air berubah menjadi merah.Â
Hahaha, bercanda. Maksudku, negeri kita ini mempunyai seribu satu rempah dengan khasiat yang tak kalah hebatnya.
Kami memilih untuk blusukan ke pasar tradisional mencari aneka sayur dan buah lokal. Setahun menjalani pola makan sehat dengan asupan buah dan sayur yang cukup banyak, kami mulai mempunyai ritme bagaimana agar bisa makan sehat dengan budget yang tidak membuat kantong jebol.
Tips Makan Sehat yang Tidak Membuat Kantong Jebol
1. Pilih buah yang sedang musim. Selain harganya lebih murah, buah yang sedang musim cocok dengan cuacanya. Sesekali beri hadiah diri selepas gajian atau saat mendapatkan rejeki lebih untuk membeli buah yang tidak sedang musim.
Bulan ini buah naga sedang panen besar. Akhir Desember lalu harga buah naga berkisar diantara 20k/kg, bulan Februari ini harga buah naga sangat menyenangkan, 8k/kg.
2. Tanam sayur sesuai karakteristik daerah asal. Biasanya sayur tumbuh subur sesuai habitatnya. Jika di Salatiga dengan jenis tanah yang gembur hitam dan suhu lumayan dingin, sayur yang tumbuh subur dan tidak butuh banyak perawatan adalah kenikir, bayam, daun ketela pohon, daun ketela rambat, pepaya, pepaya jepang dan labu siam. Lain hal dengan Bojonegoro yang tanahnya cenderung liat dan bersuhu panas, krei (semacam timun tetapi baunya langu), terong dan beluntas tumbuh sangat subur.
4. Jangan putus asa untuk mencari pakan subtitusi sesuai daerah yang ditinggali. Jangan terpaku dengan satu jenis bahan pangan. Jika beras sedang mahal, mungkin kita bisa memakai subtitusi karbohidrat lain seperti umbi-umbian, jagung, sagu dan bahan pangan lainnya. Jika sedang di daerah pesisir, konsumsi sea food tentu lebih hemat dibanding ikan tawar.
Biasanya kalau sedang di Salatiga atau Semarang, kami akan memborong kenikir, timun, wortel dan brokoli karena harganya cenderung murah dan melimpah ruah. Lain hal jika sedang di Bojonegoro, timun, wortel dan brokoli adalah sayur langka.
5. Kenali daya tahan ikan, sayur, buah dan bahan pangan lain. Pelajari bagaimana cara menyimpan ikan, sayur dan buah dengan tepat. Jangan menyetok pisang dalam jumlah banyak karena pisang tidak bisa disimpan kulkas dan cenderung cepat matang. Jangan menyimpan kentang di dalam kulkas karena akan membuat kentang mengeras.
Melapisi alas dan tutup food container dengan kertas/kain/tisu sebelum disimpan di kulkas bisa membuat umur sayur lebih lama.
Menu Makan Sehat dengan Bahan Pangan Lokal
Menjalani pola makan sehat aku terkejut dengan satu fakta tentang pemicu utama GERD atau maagh akut; TERIGU dan gandum. Tepung yang terbuat dari gandum itu mengandung gluten. Gluten mengandung peptida yang bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Gluten sangat lengket di usus dan bisa merusak vili-vili usus.
Gandum, bahan pangan impor ini menjadi bahan utama olahan makanan di Indonesia. Lihat saja mie instan, mie ayam, bakso, lumpia, pizza, biskuit. Rasa-rasanya dimana mata memandang, disitu gandum berada. Tidak heran jika Indonesia mengimpor gandum dalam jumlah sangat besar. Berdasaran data BPS, tahun 2018 Indonesia mengimpor 10 juta ton biji gandum dari berbagai negara.
Hal ini cukup menyedihkan karena Indonesia mempunyai aneka umbi-umbian yang bisa diolah menjadi tepung. Kami sekeluarga mengganti konsumsi gandum dengan berbagai tepung lain non gluten. Semakin kami menyelami, semakin kagum dengan negeri tercinta.Â
Tepung mocaf dari singkong, tepung beras, tepung kanji, tepung ganyong, tepung gadung dan banyak tepung lain yang bisa diolah untuk menggantikan tepung terigu dan gandum. Selain mendukung bahan pangan lokal, penggunaan tepung non gluten juga lebih menyehatkan.
Rolade khas Salatiga Gluten Free
Rolade adalah cemilan kebanggaan Salatiga. Dimana ada warung makan, disitu ada rolade. Bahan utamanya dari daun singkong yang direbus terlebih dahulu dan dilumuri tepung dengan bumbu merica, bawang dan garam. Sangat lezat dinikmati saat uap panasnya masih mengepul. Rolade yang umum dijual tepungnya menggunakan tepung gandum, namun, di tangan mbak Nanik Qodrat, tepung gandumnya diganti dengan campuran tepung sukun, tepung ganyong, tepung beras dan tepung tapioka.
Salad Sayur Lokal dengan Dressing VCO
Sejak kecil aku sudah senang ramban kebun, mencari sayur yang bisa dimakan. Enggak jarang aku menemukan rumput liar yang bisa dikonsumsi seperti bayam liar, kokothowo, bendot. Hehehe, asing ya namanya? Orang desa lebih suka menyebut kuluban untuk sayur yang direbus dan lalapan untuk sayur yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu.
Lha, ini biar keren saja aku menyebutnya salad sayur lokal dressing VCO. Padahal bahasa ndesa-nya adalah lalapan diciprati lenga klentik. Hahaha. Salad sayur ini aku bikin pakai sayur lokal semua. Selada, kemangi, timun, tomat, bawang merah dicincang kasar. Tuang 1 sdt lenga klentik, eh, VCO, perasan 1/4 jeruk nipis dan 1 sdt garam. Diaduk rata. Sajikan bareng tempe goreng, sambel korek dan nasi yang masih panas. Hmm, sehat dan lezat.
Sejuta Teh Rempah Nusantara
Saking banyaknya jenis rempah di Indonesia yang bisa diseduh untuk dijadikan teh, teman paling setia saat bertamu atau ngalamun, aku sampai lebay menyebutnya Sejuta Teh Rempah Nusantara. Rempah di negeri tercinta ini sangat banyak dengan manfaatnya yang tidak bisa dianggap remeh. Nenek moyang kita punya sejuta resep rempah untuk menyembuhkan aneka penyakit.
Sebutlah beras kencur. Wedang yang terbuat dari beras, kencur dan gula ini mampu mengobati infeksi dan bersifat anti kanker, ada p-metoksisinamat yang bersifat anti kanker di dalam kencur.  Wedang jahe yang rasanya mint memiliki khasiat untuk meredakan nyeri haid, meredakan reaksi alergi dan menurunkan resiko penyakit jantung. Masih ada wedang uwuh, bandrex, wedang temulawak, sekoteng, bajigur... belum seduhan tunggal rempah-rempah.
Kami biasa menyeduh teh rempah ini di sore hari sambil ngobrol bersama keluarga. Sangat menyenangkan nge teh rempah sambil ngobrol dan klethak-kltehik ngunyah kacang dele, kacang koro, kacang tanah, kacang mede.... ehehehe, kalau kacang mede sesekali, kacang satu ini meski lokal tetapi harganya lumayan.
Surga Buah Lokal yang Menyegarkan
Tinggal di Indonesia sangat menyenangkan, buah lokal tropis melimpah ruah dimana-mana. Setiap daerah punya karakteristik buah lokal sendiri. Aku sangat menyukai apel Malang yang sedikit kecut, segar dijus bareng wortel yang metik langsung dari Kopeng. Berkunjung ke Bojonegoro saat musim hujan adalah saat-saat terbaik berburu srikaya mateng pohon, manisnya pas. Berkunjung ke Wonogiri di ujung musim panas sambil menunggu jatuhnya mangga gadung seru banget.
Berkunjung ke Salatiga adalah saat-saat terbaik berburu pisang dan pepaya dengan harga murah. Pisang tawi di Salatiga setandan paling 60k, di Semarang sesisir sudah 30k. Pepaya California di Salatiga cuma 8k segelondong besar, beratnya hampir 3 kg. Di Semarang pepaya lokal yang namanya seolah buah impor itu sekilo 8k. Kami sering memanfaatkan momen travelling untuk berburu buah  dan sayur murah. Hehehe.
Gereh, Protein Hewani yang Merakyat
Kami menyebutnya gereh, aneka ikan dengan protein yang cukup tinggi. Gereh bisa diolah aneka rupa. Ada yang dibuat sambal, dimasak sop, dimasak bening, atau cuma digoreng dengan minyak panas setelah dibumbui aneka rempah. Diantara gereh yang menjadi favorit keluarga kami adalah pindang. Disajikan dengan aneka sayur lokal dan sambel trasi. Trasi adalah olahan ikan kebanggaan masyarakat pesisir, membuat bumbu lebih harum dan lezat.
Nah, masih mikir mau makan sehat karena khawatir kantong jebol? Yuk, ah. Manfaatkan bahan pangan lokal untuk makan sehat agar tidak mengganggu cashflow keluarga. Kita sangat beruntung tinggal di Indonesia dengan buah musiman yang cukup banyak, sayur mayur yang melimpah ruah dan karbohidrat dengan banyak pilihan. Oh iya, protein hewaninya juga enggak kalah melimpah dan tiggal milih sesuai selera.
***
Tulisan ini diikutkan di Event Estafet Perdana Kompasiana bareng TimWAR yang beranggotakan mbak Rani R Tyas, mbak Arinta Adiningtyas dan Widi Utami. Mbak Rani sudah memulai estafet pertama pada topik Valentine inget Mantan, tulisannya bisa dibaca di Kuikhlaskan Kau dengan Alhamdulillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H