Mohon tunggu...
Widi Utami
Widi Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger. Home Based Education dan Bahasa Ekspresi Enthusiast.

Deaf Blogger | Sahabat Tuli Salatiga | CEO & Founder Rumah Pelangi | Full Time Mother at Home |

Selanjutnya

Tutup

Money

Perencanaan Keuangan Pedagang Kecil ala Mak Siti

16 Mei 2016   20:31 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:52 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Siti Rumzah. Orang-orang memanggilnya mak Siti. Pemilik warung makan sederhana di areal pabrik Tripilar Betonmas Salatiga. Perempuan yang hanya menikmati bangku sekolah sampai kelas 2 SR ini diam-diam menerapkan manajemen perencanaan keuangan yang kerap diajarkan oleh ahli-ahli ekonomi sekaliber Safir Senduk hingga mampu membiayai dua anaknya lulus SMA dan si bungsu kuliah. Jangan tanya siapa Safir Senduk kepada beliau, istilah manajemen saja beliau tak paham.

Setidaknya, ada lima prinsip yang diterapkan oleh mak Siti dalam memanajemen perencanaan keuangannya agar tidak keteteran. Sebagai pedagang kecil, beliau harus mengelola keuangan dari warung makannya dengan rinci setiap hari.

Bagi Pemasukan Menjadi Tiga Bagian

Secara umum, mak Siti membagi pemasukannya menjadi tiga pos, masing-masing pos memiliki kegunaan sendiri.

Jangka Pendek

Jangka Pendek adalah hal-hal yang dikonsumsi dalam keseharian dan bersifat wajib. Misalnya, makan, jajan anak, uang saku, pembelian bahan baku untuk warung makan dan angsuran kredit bank. Untuk kebutuhan jangka pendek ini, mak Siti mewajibkan diri menyisihkan uang yang diperolehnya dari warung makan. Jika ada yang tersisa, mak Siti menyimpan uangnya untuk kebutuhan jangka menengah ddan jangka panjang.

Jangka Menengah

Jangka menengah adalah perencanaan keuangan untuk perkiraan pengeluaran dalam jangka satu tahun hingga tiga tahun. Uang yang dialokasikan ke dalam jangka menengah ini beliau simpan di beberapa tempat, antara lain:

Bank

Mak Siti memilih untuk menyimpan uangnya di salah satu Bank yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Uang yang ditabung di Bank dialokasikan oleh mak Siti antaralain untuk membayar biaya kuliah per-semester, membayar sewa lahan bengkok pertahun, membayar sewa warung di areal pabrik pertahun, membeli modal penunjang usaha serta keperluan mendesak yang tidak terencana.  

Arisan

Berbeda dengan pegawai pemerintahan maupun pegawai swasta yang dialokasikan Tunjangan Hari Raya oleh instansi atau perusahaan tempat mereka bekerja, mak Siti tidak memiliki penjamin THR penyokong kebutuhan Hari Raya yang jumlahnya tidak sedikit. Hal ini diantisipasi oleh mak Siti dengan mengikuti arisan Hari Raya, dimana arisan ini berlangsung selama satu tahun dan hanya bisa diambil pada saat lebaran tiba. Arisan Hari Raya yang dibentuk oleh masyarakat setempat ini telah diikuti oleh mak Siti selama kurang lebih sepuluh tahun dan sangat membantu mak Siti dalam memenuhi kebutuhan terkait hari raya.

Dalam hal arisan, mak Siti menggaris bawahi untuk tidak mengikuti arisan yang tidak meyakinkan, seperti menjanjikan timbal balik yang tidak masuk akal atau penanggung jawab arisan adalah orang asing.

Jangka Panjang

Jangka panjang merupakan alokasi dana untuk empat tahun ke atas. Dalam perenxcanaan jangka panjang ini, mak Siti memilih untuk berinvestasi dengan membeli tanah karena nilai tanah akan meningkat dari tahun-ketahun. Sejauh ini, dari hasil berdagang, mak Siti sudah membeli dua bidang tanah pekarangan yang juga menghasilkan. Bidang tanah ini dikelola mak Siti bersama pak Kamto, suaminya, untuk bertanam aneka tanaman.

Tanaman yang ditanam pun sudah direncanakan oleh mak Siti dn suaminya, sehingga tidak merugikan, antara lain singkong, sengon, mahoni, kelapa, alpukat dan tanaman holtikultura lainnya. Tanaman singkong ditanam untuk diambil daunnya, dimana daun singkong tersebut akan diolah menjadi rolade yang menjadi camilan favorit pelanggan warung makan miliknya. Pun dengan aneka tanaman lain yang juga memiliki nilai jual.

Utamakan Investasi, Bukan Gaya Hidup apalagi Gengsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun