Mohon tunggu...
Mustika Purnamasari
Mustika Purnamasari Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ilmu komunikasi 2013 Universitas Sebelas Maret, penyanyi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Kemenetrian Sosial dan Masyarakat, Komunitas Musik Fisip 2013

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Pemimpin Bangsa yang Tepat

10 Juni 2014   05:24 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu di tahun 2014 ini sudah terasa semakin "panas" akhir-akhir ini, dimana kita sudah tahu bahwa pemilu diikuti oleh 2 pasangan yang cukup "sensasional" yaitu Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK. Berbagai visi misi, kampanye, janji dan lainnya sudah mulai tak asing lagi terdengar di telinga kita di waktu-waktu ini. Media televisi yang menyiarkan juga tak luput sebagai "kendaraan" dalam berkampanye. sebuah pilihan yang dilematis bagi pemilu ini untuk mencari pemimpin yang benar dan tepat bukan? Segala upaya dilakukan oleh capres maupun cawapres guna menarik simpati rakyat. Tapi apa gunanya simpati jika tak diimbangi dari bukti nyata dari tindakan pemimpin sendiri? Kita tak mencari pemimpin yang hanya memberikan iming-iming janji yang bahkan bertele-tele pada saat kampanye, tetapi yang memiliki asas manajemen yang baik. Seperti kata Jokowi dimana negara ini butuh perbaikan lebih pada manajemen pengawasan yang lebih baik kepada aparatur negara.

Bagaimana kita melihat sisi setiap calon, tentunya masing-masing sudah mempunyai rekam jejak politik sejak sebelumnya. Elektabilitas yang kian dibangun sedemikian rupa guna pencitraan yang baik bagi masyarakat juga sudah dilakukan oleh calon-calon pemimpin tersebut. Bila Jokowi terkenal dengan gaya 'blusukannya' untuk mengerti kemauan rakyat, Prabowo dengan janji-janjinya mengantarkan kita untuk dapat menerka siapa pemimpin yang tepat bagi bangsa ini. Menurut kita mana yang lebih baik, Jokowi ataukah Prabowo?

Kita tidak butuh pemimpin yang penuh ambisi daridulu untuk memenangkan pilpres guna menjadi presiden, tetapi kita mencari pemimpin yang tulus untuk membenahi bangsa ini menjadi lebih baik.  Bila dalam penanganan kasus korpusi Prabowo yang merencanakan penyejahteraan pegawai, pejabat serta aparatur negara untuk meminimalisir korupsi dan pengabdian, sedangkan Jokowi yang menekankan perlunya recruitment partai politik untuk menekan korupsi. Menurut kita mana pemimpin yang tepat ?

Sebenarnya ukuran tepat tidaknya seorang pemimpin tidak dilihat dari janji-janjinya yang disampaikan dimuka umum, tetapi bagaimana mereka mampu mengimplementasikan janji tersebut kedalam sistem pemerintahan yang baik, bersih, dan transparan guna kehidupan Indonesia baru yang lebih baik. Yang seharusnya dipilih oleh bangsa ini ialah pemimpin yang mau mengerti kemauan hati rakyat. bukan hanya sekedar mendengarkan tetapi mau melakukan sesuatu untuk kehidupan bangsa kedepan yang lebih baik. Masih ingat ketika kita berada dalam masa Orde Baru? kita butuh pemimpin yang bisa membawa keluar dari masa tersebut, bukannya justru kembali ke masa itu. Menjadi teladan yang baik itu penting bagi arah kepemimpinan bangsa yang lebih baik.

Oleh karena itu, dewasa ini kita dituntut untuk menjadi masyarakat yang mampu untuk berfikir secara kritis tentang pemimpin mana yang tepat dan lebih baik. Apalagi media massa kita yang sudah terpengaruhi oleh peran kapitalis yang mendominasi semakin mengharuskan kita untuk berfikir secara cermat dan arif dalam memilih presiden yang baik dan tepat. Jangan mudah tergiur pada janji yang “menggoda” tetapi hasilnya biasa saja bahkan tidak terimplementasikan yang baik, tapi pilihlah pemimpin yang tepat untuk menjadi pemimpin, maka kita akan mendapatkan hasil yang lebih dari ekspektasi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun