Mohon tunggu...
Mustika Lintang
Mustika Lintang Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sistem Daring Mengundang Pro dan Kontra di Masyarakat

26 Juli 2020   21:15 Diperbarui: 26 Juli 2020   21:10 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hampir 5 bulan Indonesia di landa wabah virus corona. Virus ini ialah penyakit yang berbahaya serta menular yang di sebabkan oleh suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Virus corona menyerang saluran infeksi saluran pernasafasan disertai  gejala demam tinggi. Akibatnya  virus corona  ini mengahancurkan aspek kesehatan, aspek social dan aspek ekonomi dalam sekali gus.

Begitupun dalam dunia pendidikan. Penyebaran virus corona sangat berdampak luas bagi sector penting Indonesia terutama sector pendidikan. Dimana para siswa serta mahasiswa harus di rumahkan akibat pandemi ini. 

Pemerintah bergerak cepat dalam menangani wabah ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghimbau para siswa dan mahasiswa belajar di rumah menggunakan system daring sehingga segala aktivitas dilakukan dirumah saja.

Wakil presiden Indonesia Maruf Amin di antaranews.com menjelaskan "belajar online secara daring tidak semaksimal jika di lakukan secara konvensional melalui tatap muka langsung antar guru dan murid, karena ada keterbatasan akses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar" walupun memang proses belajar dengan menggunakan system daring merupakan solusi agar proses belajar mengajar tetap berjalan.  

Hal itu dilakukan guna mencegah penyebarluasan virus corona yang mulai meluas di Indonesia. Sehingga saat ini penerapan system daring dilakukan serentak dengan persiapan seadanya. Namun sayangnya, hal ini mengundang pro dan kotra di semua kalangan masyarakat.

Mereka menilai proses belajar mengajar dengan menggunakan system online ini dinilai tidak efektif dan optimal. Terlebih lagi untuk anak taman kanak-kanak sampai sekolah dasar.

Sytem belajar saat ini mengandalkan tekonologi dan media media yang mendukung, banyak orang tua yang anaknya masih TK ataupun SD kurang memahami teknologi untuk proses belajar sehingga merasa sedikit kesulitan saat sytem daring diterapkan.

Untuk anak SMP sampai perguruan tinggi mungkin sudah memahi teknologi dan perkambangnya sehingga para siswa sudah mengerti dan memahami tentang proses  belajar menggunakan sytem online tersebut.

Pro dan kontra mengenai system daring ini. Banyak juga masyarakat yang merasa keberatan dengan system daring tersebut karna tidak semua paham dan mengerti cara belajar online.

Pasar bebas kerumunan tanpa khawatir terpapar virus corona, pantai dan tempat wisata dibuka, mall di buka dan anak-anak kecil boleh masuk tapi sayangnya sekolah sebagai dunia pendidikan masih ditutup. Bagi masyarakat menengah ke bawah mereka tidak selalu punya uang untuk beli kuota ditambah banyaknya  kebutuhan lainnya.

Disisi lain banyak juga masyrakat setuju dengan ditutupnya sekolah dan belajar dirumah agar keamanan siswa juga terjaga dengan. Banyak orang tua yang khawatir jik seklah dibuka kembali karna anak-anak tk-sd masih kurang paham apa artinya jaga jarak dan banyak juga orang tua atau wali murid yang asik aja belajar belajar karna sebagai moment untuk bisa adil dalam perkembangan pendidikan si kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun