Diposisi manajer pendidik mewujudkan manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab serta adanya kesempatan murid untuk melakukan analisis kebutuhan dirinya maupun kebutuhan orang lain yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman dan aman.Â
Dengan adanya lingkungan yang seperti itu maka akan muncul generasi-generasi yang berbudi pekerti sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Sekolah yang menerapkan budaya positif harus mampu menerapkan restitusi disekolahnya. Restistusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga murid bisa Kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih baik.Â
Sehingga diharapkan dengan adanya restitusi, murid mampu menyadari kesalahan apa yang telah dilakukannya kemudian memperbaikinya.Â
Apabila hal ini terjadi, maka budaya positif akan selalu ada dilingkungan sekolah yang pada akhirnya murid merasa aman dan nyaman dalam proses kegiatan belajarnya.Â
Diana Gossen dalam bukunya Restitusion; Restructuring School Discipline (2001) telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan guru dan orang tua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya melakukan restitusi, Bernama segitiga restitusi. Â
Segitiga restitusi memiliki tiga tahapan yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan dan menanyakan keyakinan. Menstabilkan identitas merupakan Langkah dasar yang bertujuan mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses.Â
Dalam Langkah validasi Tindakan yang salah bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dasar apa sajakah yang belum terpenuhi oleh murid sehingga mereka melakukan sebuah pelanggaran.Â
Kemudian pada Langkah ketiga yaitu menanyakan keyakinan, seorang guru harus bisa menggali apa yang menjadi keinginan anak dengan menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.
Sebagai seorang pendidik saya merasa senang bisa mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara sehingga bisa memotivasi saya dalam menentukan visi yang ada dalam diri saya untuk mewujudkan murid yang berbudi pekerti dengan menerapkan Pengajaran yang berpusat pada siswa dan dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman yang dimilikinya.Â
Budaya positif menurut saya harus diterapkan dalam dunia Pendidikan dengan melakukan pendekatan restitusi sehingga murid tidak merasa tertekan dan terhakimi. Kita sebagai pendidik harus mampu menerapkan diri kita sebagai posisi kontrol teman bahkan yang paling utama sebagai posisi kontrol manajer.Â