Mohon tunggu...
Mustika Nurfauziah
Mustika Nurfauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen: Apollo, Prof.Dr,M.Si.Ak Mercubuana_NIM: 43122010155

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saya Ingin Bahagia: Etika Aristotle

18 Juni 2023   18:48 Diperbarui: 18 Juni 2023   19:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict by: Presentation of Apollo, Prof.Dr, M Si.Ak

Aristoteles mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari kepuasan materi semata. Bagi Aristoteles, kebahagiaan sejati terletak pada upaya kita untuk mengembangkan potensi dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi. Kebahagiaan sejati menurut Aristoteles adalah ketika manusia mampu mewujudkan potensi terbaik sebagai manusia (Taufik, 2018). Etika eudaimonia mengarahkan kita pada kehidupan yang bahagia secara menyeluruh, di mana seseorang hidup sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang benar. Lebih dari sekadar kebahagiaan sesaat, etika eudaimonia mendorong pencapaian kesejahteraan yang melibatkan perkembangan moral, intelektual, dan sosial yang berkelanjutan.

Dalam pandangan Aristoteles, pencarian eudaimonia melibatkan pemeliharaan dan pengembangan kebajikan dan potensi kita sebagai manusia. Hal ini melibatkan refleksi diri, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kita, dan secara aktif berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita. Kebahagiaan yang sejati bukanlah tujuan eksternal yang harus dicapai, melainkan keadaan internal yang mekar dari menjalani kehidupan yang berkebajikan dan bermakna.

Etika eudaimonia juga menekankan pentingnya nilai-nilai etis dan prinsip-prinsip dalam membimbing tindakan dan keputusan kita. Hidup sesuai dengan kebajikan moral seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan moderasi mengarah pada kehidupan yang lebih memuaskan dan penuh tujuan. Etika eudaimonia mendorong kita untuk bertindak secara bertanggung jawab, mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Dengan mengarahkan hidup kita sesuai dengan prinsip-prinsip etis ini, kita dapat mengalami perasaan pencapaian yang mendalam dan kebahagiaan yang langgeng.

Konsep eudaimonia menantang pandangan umum bahwa kebahagiaan semata-mata tergantung pada kepemilikan benda materi atau kenikmatan sesaat. Sebaliknya, konsep ini mengajak kita untuk memulai perjalanan seumur hidup dalam pertumbuhan pribadi, penemuan diri, dan perkembangan moral. Dengan berusaha untuk mewujudkan potensi kita dan menjalani hidup yang sejalan dengan nilai-nilai etis, kita dapat membentuk perasaan kesejahteraan yang melampaui kepuasan sesaat dan mencakup kebahagiaan yang lebih mendalam dan berkelanjutan.

Dalam bagian-bagian selanjutnya dari tulisan ini, kita akan lebih mendalami konsep etika eudaimonia Aristoteles, mengeksplorasi nilai-nilai mendasar yang terkandung di dalamnya, dan mengkaji bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang etika eudaimonia, kita dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana mencapai kebahagiaan yang bermakna dan membangun kehidupan yang penuh tujuan.

Pemahaman kita tentang kebahagiaan sering kali terbatas pada aspek material atau kesenangan jangka pendek semata. Namun, etika eudaimonia memberikan pendekatan yang lebih luas dan mendalam terhadap konsep kebahagiaan. Hal ini penting karena kebahagiaan sejati tidak hanya didasarkan pada kepuasan pribadi atau keuntungan materi semata, melainkan juga melibatkan perkembangan moral, intelektual, dan sosial yang berkelanjutan.

Dalam konteks etika eudaimonia, kebahagiaan yang berarti tercapai melalui proses transformasi diri yang melibatkan pengembangan moralitas, pemahaman intelektual yang lebih mendalam, dan hubungan sosial yang sehat. Etika eudaimonia mengajak kita untuk melampaui kebahagiaan sementara dan berfokus pada pencapaian kebahagiaan yang abadi dan bermakna.

Selain itu, etika eudaimonia juga mendorong kita untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan kita terhadap orang lain dan dunia di sekitar kita. Kita diajak untuk bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan kita, serta menyadari bahwa kebahagiaan yang sejati tidak boleh didapatkan dengan merugikan orang lain atau merusak lingkungan. Dengan mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan kita, kita dapat mencapai kebahagiaan yang berkelanjutan dan menciptakan dampak positif dalam kehidupan kita sendiri serta orang lain.

Pentingnya etika eudaimonia dalam pemahaman kita tentang kebahagiaan terletak pada kesadaran akan pentingnya memperhatikan aspek moral, intelektual, dan sosial dalam kehidupan kita. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini secara berkelanjutan, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan bahagia dalam jangka panjang. Etika eudaimonia mengajak kita untuk melihat kebahagiaan sebagai hasil dari perjalanan pribadi yang melibatkan pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih jauh konsep etika eudaimonia Aristotle, mengeksplorasi nilai-nilai yang terkait, dan mempelajari bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang etika eudaimonia, kita dapat memperoleh landasan yang kokoh untuk mencapai kebahagiaan yang berarti dan membangun kehidupan yang penuh tujuan dan makna.

Mencapai etika eudaimonia dalam pandangan Aristotle melibatkan proses yang melibatkan pembangunan karakter dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Untuk mencapai kebahagiaan sejati, individu perlu mengintegrasikan praktik-praktik etis dalam kehidupan sehari-hari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun