Mohon tunggu...
Mustika Nurfauziah
Mustika Nurfauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen: Apollo, Prof.Dr,M.Si.Ak Mercubuana_NIM: 43122010155

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saya Ingin Bahagia: Etika Aristotle

18 Juni 2023   18:48 Diperbarui: 18 Juni 2023   19:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Mustika Nurfauziah

NIM: 43122010155

Dosen: Apollo, Prof.Dr, M.Si.Ak

Dalam mencari makna dan tujuan hidup, salah satu hal yang sering kali diinginkan oleh banyak orang adalah kebahagiaan. Namun, apa sebenarnya arti kebahagiaan itu? Apakah kebahagiaan hanya sekedar kepuasan materi ataukah ada dimensi lain yang lebih mendalam? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, salah satu teori yang menarik untuk dikaji adalah konsep etika eudaimonia yang dikemukakan oleh filsuf Yunani kuno, Aristotle.

Etika eudaimonia Aristotle adalah suatu pandangan filosofis yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan tertinggi dalam kehidupan manusia. Aristoteles memandang kebahagiaan (eudaimonia) sebagai tujuan utama kehidupan manusia. Dalam pandangan Aristoteles, kebahagiaan menjadi titik akhir yang diinginkan dalam hidup. Konsep eudaimonia ini dijelaskan oleh Aristoteles dalam konteks pemikirannya tentang polis atau masyarakat (Febriano, 2022). 

Namun, konsep kebahagiaan yang dimaksud oleh Aristotle tidak hanya sebatas kesenangan jangka pendek atau kepuasan pribadi semata. Bagi Aristotle, kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang dicapai melalui pemenuhan potensi dan tujuan hidup yang lebih tinggi. Eudaimonia merujuk pada kondisi kehidupan yang sejahtera dan bahagia secara menyeluruh, di mana seseorang hidup sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang benar.

Pentingnya etika eudaimonia dalam pemahaman kita tentang kebahagiaan terletak pada pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan. Bukan hanya kebahagiaan sebatas kenikmatan sesaat atau keuntungan pribadi semata, tetapi kebahagiaan yang tercapai melalui perkembangan moral, intelektual, dan sosial yang berkelanjutan. Etika eudaimonia mengajak kita untuk mempertimbangkan tindakan kita dan bertanggung jawab dalam mencapai kebahagiaan yang lebih abadi dan bermakna.

Mencapai etika eudaimonia menurut Aristotle melibatkan proses pembangunan karakter dan peningkatan kualitas hidup. Hal ini melibatkan praktik-praktik etis yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan moderasi. Dalam mencapai kebahagiaan sejati, seseorang juga perlu menjaga keseimbangan antara keinginan pribadi dan kesejahteraan bersama, serta berkontribusi positif pada masyarakat.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi konsep etika eudaimonia Aristotle lebih lanjut, mengeksplorasi nilai-nilai yang mendasarinya, dan bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan memahami etika eudaimonia, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana mencapai kebahagiaan yang berarti dan membangun kehidupan yang bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun