Dengan adanya audit eksternal, stakeholder dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi terkait perusahaan yang sedang menjalani proses audit.
Langkah langkah pelaksanaan audit
1) Perencanaan Penjadwalan Audit. Bagian terpenting dari proses Audit yang efektif adalah memiliki Penjadwalan Audit yang terencana untuk memastikan setiap proses akan diaudit sesuai siklus yang sudah ditentukan (biasanya setiap tahun). Jika tidak ada rencana audit dan melakukan audit secara tiba-tiba, ini akan memberikan kesan bahwa manajemen "tidak lagi mempercayai karyawan mereka." Dengan menerbitkan jadwal audit, pesan yang disampaikan adalah bahwa auditor datang untuk membantu pemilik proses melakukan perbaikan. Ini memungkinkan pemilik proses untuk menyelesaikan perbaikan sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapatkan umpan balik berharga tentang hasil perbaikan yang telah dilakukan atau meminta auditor untuk membantu mengumpulkan informasi untuk perencanaan perbaikan di area lain.
2) Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah mengonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana audit di atas adalah panduan seberapa sering proses akan diaudit dan kapan akan dilakukan, tetapi dengan mengonfirmasi, auditor dan pemilik proses dapat bekerja sama untuk menentukan waktu terbaik dan meninjau proses bersama-sama. Auditor dapat meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang diperlukan pada komentar atau masalah yang telah ditemukan sebelumnya, dan ketika pemilik proses mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, auditor dapat membantu pemilik proses mengidentifikasi informasi yang diperlukan. Rencana audit yang baik dapat memastikan bahwa pemilik proses mendapatkan nilai tambah dari proses audit yang dilakukan.
3) Pelaksanaan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik proses untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Selama audit, auditor dapat mengumpulkan informasi dengan meninjau catatan, berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari proses kunci, atau bahkan mengamati langsung proses tersebut.
Model HR Ulrich yang diterapkan oleh perusahaan global yang berfokus pada kepuasan pelanggan di seluruh dunia bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di departemen HR mereka.
Model HR Ulrich membantu mengatur peran dan tanggung jawab di seluruh departemen HR, yang mendefinisikan siapa yang bertanggung jawab atas tugas-tugas utama yang berkontribusi pada kelancaran bisnis perusahaan.Model HR Ulrich diperkenalkan oleh Dave Ulrich pada tahun 1995 sebagai cara untuk merancang fungsi HR. Model ini khususnya ditujukan untuk perusahaan besar dengan tim yang besar dan berat, dengan tujuan untuk memperbaiki cara kerja dan memastikan setiap anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka dengan jelas.
1. Berfungsi sebagai pendamping dalam mengelola perkembangan dan pertumbuhan tenaga kerja. Mereka berkolaborasi dengan pelanggan untuk mencari cara-cara yang lebih baik dalam memberikan pelayanan, serta mengevaluasi sistem dan proses agar dapat memberikan layanan yang lebih efisien sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Bertanggung jawab secara internal dalam mengatur biaya, sumber daya manusia, dan pengiriman output bisnis harian. Mereka menggunakan HRIS (Human Resources Information System) untuk memantau, memperbarui, dan melindungi informasi penting. Dalam Model SDM Ulrich, Administrative Expert adalah ahli dalam manajemen dokumen. Dengan HRIS, Administrative Expert membantu organisasi beralih ke kebijakan modern tanpa kertas, mengamankan file personal, berbagi file dalam organisasi, dan lain sebagainya.