Mohon tunggu...
Musthafa Lutfi
Musthafa Lutfi Mohon Tunggu... profesional -

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Kriptografi

17 September 2013   12:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kriptografi merupakan ilmu menulis pesan rahasia (crypto=rahasia/tersembunyi). Pada jaman Romawi, Julius Caesar menggunakan kriptografi untuk mengirim pesan rahasia

Pada perang dunia pertama, Sekretaris urusan Luar Negeri Jerman, Arthur Zimmerman, mengirim telegram rahasia ke duta besar Jerman di meksiko yang berisi ratusan grup lima angka (“13042 13401 8501 115 …” dan seterusnya)

Dalam kriptografi terdapat dua hal penting yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi merupakan proses yang mengubah informasi asli diubah menjadi bentuk rahasia dengan menggunakan algoritma tertentu. Sedangkan dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, yaitu mengubah kembali bentuk rahasia tersebut menjadi informasi awal. Ada bermacam-macam metode kriptografi, seperti Caesar, Affine, Vigenere, Monoalphabetic, Polyalphabetic, Beaufort, Playfair, Transposisi, DES, RSA, DSA, dan sebagainya.

A. Scytale (Sandi Lilitan)

Penggunaan sandi untuk keperluan militer telah digunakan pada abad ke 5 SM oleh orang Spartan dari Yunani. Mereka menggunakan peralatan yang dinamakan scytale, semacam tongkat kecil. Pita kertas atau kulit dililitkan ke tongkat, kemudian pesan dituliskan pada lilitan kertas tersebut. Untuk membacanya kembali, penerima pesan harus melilitkan ke tongkat yang ukurannya sama.

B. Sandi Polybus

Polybus menemukan sistem sandi yang akhirnya digunakan selama beberapa abad. Polybus meletakkan huruf-huruf pada susunan baris kolom berukuran 5×5. Cara kerja sistim ini adalah setiap huruf dinyatakan sebagai baris dan kolom dimana huruf tersebut diletakkan. Misal, huruf “A” disandikan dengan “1-1”, “B” sebagai “1-2”, dan seterusnya. Karena banyaknya huruf ada 26, sedangkan tempat yang tersedia hanya 25, maka pada sistim ini, huruf “I” dan “J” memiliki kode yang sama.

C. Sandi Caesar

Kaisar Romawi, Julius Caesar (100 - 44 SM) menggunakan sandi yang sederhana untuk melakukan komunikasi rahasia. Prinsip sandi ini sangat sederhana, setiap huruf pada pesan asli digeser sejauh n huruf ke kiri atau ke kanan. Berikut ini contoh untuk pergeseran sejauh 4 langkah ke kanan

D. Sandi Vigenere

Sandi vigenere merupakan modifikasi dari sandi Caesar. Jika pada sandi Caesar, setiap huruf pada pesan asli mengalami pergeseran sejauh , maka pergeseran huruf pada sandi Vigenere tidak sama. Untuk membuat sandi Vigenere, diperlukan sebuah kata kunci.

E. Sandi Affine

Pada sandi caesar, pergeseran huruf relatif dekat. Hal ini membuat sandi tersebut mudah ditebak.

Untuk setiap huruf A, B, C, D, … , Z berturut-turut kode bilangan 0, 1, 2, …, 25. Proses membuat sandi Affine, dirumuskan dengan

F. Sandi Digrafik Porta (Porta’s Digraphic Cipher)

Sandi digrafik Porta merupakan salah satu sandi yang dimuat dalam sebuah buku karya Giovani Battista Porta pada tahun 1563. Pada sandi Porta, dua huruf digabungkan, kemudian diganti dengan sebuah simbol. Dengan kata lain, satu simbol menyatakan pasangan huruf dari pesan.

Sebagai contoh : sandi untuk “TERKENDALI” adalah “499-453-118-79-295”.

G. Sandi PAGAR (RAil Fence Ciphers)

Prinsip sandi pagar adalah memindah posisi. Huruf-huruf pada pesan tidak berubah, tetapi posisinya saling berpindah.

Contoh :

BERTEMU DI PPPPTK MATEMATIKA

Menjadi

BREUI PPKAE AIAET MDPPT MTMTK

H. Caesar Box Ciphers

Sandi kotak Caesar digunakan merupakan tipe sandi lain yang digunakan oleh Julius Caesar.

ISTIRAHAT DI HUTAN  menjadi Pesan rahasia yang dituliskan

IRTU SADT THIA IAHN

Demikian pelajaran mengenal sandi yang merupakan bagian dari materi matematika rekreasi pada diklat online guru-guru matematika seindonesia yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun