Hal ini dikenal sebagai "Hukum Yerkes-Dodson".
Tingkat stres yang kelewat tinggi dapat membuat kita kewalahan. Akibatnya, kita akan merespons situasi secara negatif: melawan (fight), menghindar (flight) atau tidak melakukan apa-apa (freeze).
Contohnya adalah ketika kita akan memberikan suatu presentasi penting, promosi jabatan misalnya.
Terlalu cemas akan merusak konsentrasi dan dapat membuat kita lupa hal apa yang seharusnya disampaikan. Sebaliknya, jika lelah dan tidak termotivasi, kita juga tidak akan mampu menyampaikan presentasi dengan baik.
Kita membutuhkan kadar stres yang optimal.
Stres dan Otak
Ada bagian di otak kita yang disebut sebagai korteks prefrontal (PFC), yang sangat penting untuk berpikir tingkat tinggi (analytical thinking).
Untuk bekerja secara optimal, PFC membutuhkan keseimbangan neurokimia yang hampir sempurna---tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit, tetapi tepat.
Ketika kita lelah, bosan, atau tidak termotivasi, sejumlah kecil neurotransmiter dopamin dan norepinefrin dilepaskan.
Sebaliknya, stres yang ekstrim menghasilkan pelepasan dopamin dan norepinefrin tingkat tinggi.
Dalam kasus terlalu sedikit atau terlalu banyak zat kimia saraf ini, efeknya pada otak kita adalah sama: kita lebih terganggu, tidak teratur dan pelupa. Akibatnya, kinerja tidak optimal.