Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berlatih Keras Saja Tidak Cukup untuk Membuat Anda Lebih Baik

2 November 2022   11:21 Diperbarui: 22 November 2022   06:02 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita diajarkan agar dapat menjadi lebih baik pada suatu bidang, sehingga kita perlu berlatih dengan keras.

Apakah dengan menghabiskan jam latihan lebih banyak kita bisa menjadi lebih baik?

Jawabnya belum tentu.

Jumlah jam yang kita habiskan untuk berlatih: berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bisa jadi tidak berdampak banyak.

Misalnya keterampilan komunikasi. Skill ini digunakan setiap hari ketika kita bekerja. Bertahun-tahun bekerja, apakah skill komunikasi kita sudah berkembang dengan baik?

Kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Suatu ketika, tim dayung Jepang mengundang pemenang medali emas olimpiade, Mads Rasmussen, datang berkunjung. Ia terkejut melihat berapa jam latihan yang dilakukan oleh atlet Jepang.

Ia mengatakan bahwa yang dibutuhkan bukanlah latihan melelahkan yang hanya mengandalkan kekuatan, namun tujuan latihan yang dipikirkan dengan cermat, yang dilakukan dengan kualitas tinggi.

Latihan Terencana

Latihan terencana berarti sebelum memulai sesi latihan, kita harus menentukan aspek apa yang menjadi target improvement, berapa % peningkatannya, dan bagaimana data itu akan diperoleh.

Saya misalnya. Ketika bersepeda, target saya adalah untuk mempertahankan cadence atau jumlah putaran pedal sepeda dalam satu menit. di 80 rpm (rotary per minute) selama 20 menit.

Hal itu bertujuan untuk mengembangkan ketahanan otot dan tenaga ketika bersepeda.

Lain halnya apabila saya bersepeda tidak dengan tujuan spesifik. Manfaat yang saya dapatkan paling banter hanyalah menjaga kebugaran tubuh saja. Namun, saya tidak akan menjadi pesepeda yang lebih baik.

Sama halnya dengan skill komunikasi. Jika kita tidak memiliki target berupa aspek apa yang hendak ditingkatkan, maka kita hanya akan sekedar berkomunikasi saja.

Lain halnya ketika kita memiliki tujuan untuk meningkatkan aspek komunikasi non verbal misalnya. Maka setiap kita berinteraksi dengan rekan kerja atau atasan di kantor, kita akan fokus dengan aspek ini.

Untuk bisa menjadi ahli, Anda membutuhkan tidak hanya latihan keras, namun juga latihan terencana.

Berlatih untuk meningkatkan keterampilan. Sumber gambar: freepik.com
Berlatih untuk meningkatkan keterampilan. Sumber gambar: freepik.com

Peran Mentor

Seorang mentor yang tepat dapat membantu kita untuk meningkatkan skills yang kita miliki, dalam bidang apapun.

Seorang mentor, dia adalah seorang yang telah berpengalaman pada bidang yang ingin kita kuasai. Sehingga, dengan skills dan pengalaman yang dimiliki, seorang mentor dapat memberi saran, evaluasi dan program latihan yang tepat sesuai dengan kondisi kita.

Memiliki seorang mentor yang tepat, akan meningkatkan kecepatan kita dalam menguasai keterampilan pada suatu bidang tertentu.

Kesimpulan

Terkadang kita terjebak terkait waktu ketika menilai keterampilan seseorang dalam suatu hal. "Dia sudah 5 tahun bekerja sebagai Salesman, skill komunikasinya pasti sudah baik sekali."

Padahal belum tentu demikian.

Selalu ingatlah bahwa untuk meningkatkan skills dalam bidang apapun, tetapkan dulu aspek apa yang ingin ditingkatkan, berapa % targetnya dan bagaimana mengevaluasinya.

Jadi, pepatah "practice makes perfect", saya kira perlu sedikit ditambah menjadi "planned practice makes perfect".

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun