Apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda ketika disebut kata "disiplin"?
"Bagus, tapi butuh waktu untuk menjadikannya sebagai habit. Terkadang prosesnya melelahkan."
Ya, itu memang benar.
Terlebih lagi ketika membahas kedisiplinan dalam konteks tim. Membuat sekumpulan individu dengan beraneka ragam karakter menjadi tim yang disiplin, tentunya membutuhkan effort yang lebih besar.
Namun, menjadi disiplin sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan.
Kami sudah pernah mencobanya dan berhasil. Ingin tahu ceritanya?
Simak sampai bawah ya..
Sistem kehadiran di kantor
Di kantor kami, jam kerja karyawan office adalah jam 08.00 - 17.00 WIB.
Untuk mendorong agar karyawan dapat hadir tepat waktu, perusahaan membuat kebijakan 'tunjangan kehadiran'.
Insentif ini diberikan kepada karyawan yang melakukan presensi kehadiran tepat waktu.
Bagi sebagian karyawan, model insentif ini cukup efektif. Mereka datang dan pulang tepat waktu. Namun, bagi sebagian lainnya ternyata tidak efektif. Mereka tetap saja datang terlambat.
Kenapa bisa seperti itu?
Menurut kami, hal tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor psikologis. Manusia lebih condong kepada hal-hal yang bersifat negatif atau yang lebih dikenal dengan negativity bias.
Itulah kenapa dampak ketika kita kehilangan uang 100.000 ribu rupiah lebih besar dibanding ketika kita mendapatkan uang dengan nominal yang sama.
Itulah juga penyebab, mengapa kita lebih tertarik membaca berita-berita berintonasi negatif di sosmed.
Begitu juga halnya dengan insentif kehadiran. Bagi mereka yang datang terlambat, maka bagi mereka adalah "Ini kan bonus, ga dapat juga ga apa-apa".
Hal yang berbeda jika yang diterapkan adalah potongan tunjangan/gaji bagi karyawan yang datang terlambat. Menurut pendapat kami, dampaknya akan lebih terasa.
Menjadi disiplin dengan menyenangkan
Tim kami hanya terdiri dari 4 orang. Namun, tidak semuanya datang tepat waktu ke kantor meski ada insentif 'uang kehadiran'.
Semuanya berjalan begitu saja. Kami datang ke kantor dan bekerja seperti biasa sampai sore hari.
Ada mekanisme rapat mingguan di tim kami, yang mana setiap orang bergiliran untuk menyampaikan presentasi apapun temanya. Tidak mesti berhubungan dengan pekerjaan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan komunikasi.
Di suatu rapat, kami bersepakat untuk menerapkan suatu 'peraturan' kecil. Tujuannya adalah untuk mengapresiasi rekan kerja yang disiplin datang tepat waktu ke kantor.
Peraturan ini kami beri nama 'teh telat'.
Mekanismenya sederhana.
Seminggu sekali, dihitung jumlah hari di mana seseorang datang tepat waktu. Mereka yang memiliki catatan kehadiran tepat waktu paling rendah, wajib mentraktir rekan kerjanya yang catatan kehadirannya lebih baik.
Bentuknya adalah minuman. Boleh apa saja, bebas. Jika lupa membeli, bisa juga dengan membuatkan teh/kopi di pantry kantor dan menyajikannya di meja masing-masing.
Lalu bagaimana jika ada yang jumlah hari terlambatnya sama?
Kami menghitungnya dari jumlah menit keterlambatannya. Misalnya ada 2 orang yang sama-sama terlambat 3 hari dalam sepekan. Pihak yang kalah adalah yang jumlah menit terlambatnya paling banyak.
Mekanisme 'teh telat' ini berjalan lebih dari dua tahun. Jumlah peserta yang ikut bahkan bertambah (dari tim lain). Kegiatan ini berakhir kurang lebih bertepatan dengan terjadinya wabah covid-19.
Lalu, apa dampak positif dari kegiatan ini?
- Meningkatkan kedisiplinan tim. Anggota tim kami menjadi lebih berkomitmen terhadap waktu. Kebiasaan baik disiplin dapat terbentuk dengan mekanisme yang menyenangkan.
- Meningkatkan chemistry dalam tim (team building). Tanpa disadari, mekanisme ini membuat hubungan antar anggota dalam tim menjadi lebih akrab dan lebih mengenal satu sama lain.
Kesimpulan
"The distance between dreams and reality is called discipline." -- Paulo Coelho.
Disiplin adalah anak emas keberhasilan. Untuk menjadikannya sebagai habit dan karakter dibutuhkan proses yang tidak mudah dan waktu yang tidak sedikit.
Namun, ada cara agar perjalanan menuju kedisiplinan dapat menjadi lebih menyenangkan.
Merangkum dari apa yang telah kami lakukan, caranya adalah sebagai berikut:
- Buatlah mekanisme yang menyenangkan seperti halnya bermain games, di mana setiap games yang baik akan memiliki goals, bisa dimenangkan, ada umpan balik dan reward.
- Seperti halnya bermain games akan lebih seru jika dimainkan bersama, maka lakukanlah bersama-sama dengan rekan kerja Anda.
Selamat mencoba
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI