Sebuah analisa juga pernah dilakukan di Amerika.Â
Ternyata, pencarian google untuk "porn" lebih banyak daripada "weather". Jauh berbeda jika dibandingkan dengan data survei, karena hanya 25% laki-laki dan 8% perempuan yang mengaku menonton pornografi.
Belajar Dari Netflix
Netflix memiliki pengalaman yang sama terkait hal ini.Â
Semula perusahaan memperbolehkan pengguna membuat daftar urutan film yang ingin mereka nonton tapi belum bisa mereka nonton saat ini. Harapannya, ketika user punya waktu lebih banyak, Netflix bisa mengingatkan mereka tentang film-film itu.
Namun, apa yang terjadi?
Ketika user diingatkan tentang film-film di daftar tontonnya, mereka justru jarang menontonnya.
Masalahnya adalah, ketika ditanya tentang film apa yang ingin mereka tonton dalam beberapa hari ke depan, mereka akan mengisi daftarnya dengan film-film berselera tinggi, seperti dokumenter Perang Dunia 2 misalnya.
Namun, ternyata ketika memiliki waktu luang, mereka justru menonton film di genre yang sama seperti yang biasanya mereka tonton.
Orang berbohong kepada diri sendiri.
Netflix akhirnya berhenti meminta orang memberitahukan apa yang ingin mereka tonton dan membangun algoritma berdasarkan jutaan click dan view dari pelanggan yang sama.
Netflix menawarkan daftar film bukan berdasarkan apa yang mereka sukai dalam pengakuan mereka, melainkan berdasarkan data film-film yang mereka tonton.