Manajer yang selalu mencapai target kerja serta disukai oleh anggota timnya biasanya cepat dipromosikan. Namun hasil studi menunjukkan bahwa asumsi itu keliru.
Menurut riset yang dilakukan oleh Luthans, dkk terhadap lebih dari 450 manajer, diperoleh hasil yang menarik. Manajer yang cepat dipromosikan ternyata memiliki fokus aktivitas yang berbeda dengan manajer yang selalu berhasil mencapai target. Berikut penjelasannya.
Manajer Efektif
Adalah manajer yang mampu memenuhi target kerjanya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.Â
Anggota tim yang dipimpinnya juga menunjukkan komitmen dan kepuasan kerja yang baik. Dia dapat menjadi seorang role model. Dia mampu membangun kedekatan dengan anggota tim. Dia mengenali dengan baik pribadi setiap personil yang dipimpinnya.
Dampaknya, ia menjadi leader favorit. Anggota tim dengan senang hati mengikuti kemanapun langkahnya. Mereka sepenuhnya percaya dengannya. Apa yang menjadi keberhasilannya, juga adalah keberhasilan anggota timnya.
Manajer Sukses
Dalam konteks ini, manajer Sukses adalah mereka yang dengan cepat memperoleh promosi jabatan.Â
Mereka melesat dengan cepat di tangga karir yang tersedia di Perusahaan. Soal gaji dan benefit, jangan ditanya. Sebagai pejabat, mereka tentu punya semuanya.
Ada banyak faktor yang membuat seseorang dipromosikan untuk suatu jabatan. Faktor-faktor seperti kinerja, senioritas, pengalaman, tingkat pendidikan dan office politics dapat menentukan cepat tidaknya seseorang naik jabatan. Semua tergantung kepada budaya di suatu perusahaan.
Jadi, belum tentu seorang manajer yang mempunyai kinerja hebat akan memperoleh prioritas untuk dapat dipromosikan jika ada posisi kosong di atasnya.
Manajer Efektif vs Manajer Sukses
Baik manajer sukses maupun manajer efektif, mereka semua menjalankan empat aktivitas manajerial sebagai berikut:
- Traditional management, yang meliputi perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan
- Komunikasi, yang meliputi pengelolaan informasi dan pengelolaan dokumen kerja
- Manajemen SDM, yakni pengelolaan tim kerja seperti memotivasi, mendisiplinkan, mengelola konflik, pengembangan kompetensi
- Networking, meliputi aktivitas seperti bersosialisasi, berpolitik dan berinteraksi dengan outsider
Perbedaannya terletak pada alokasi waktu setiap aktivitas tersebut. Berdasar hasil studi, ditemukan bahwa manajer sukses menggunakan mayoritas waktunya (48%) untuk networking. Sedangkan manajer efektif menggunakan kebanyakan waktunya untuk melakukan komunikasi (44%).
Jika diurutkan dari proporsi terbanyak, maka manajer sukses menggunakan waktunya untuk (1) networking, (2) komunikasi, (3) manajemen tradisional dan (4) manajemen SDM.
Sedangkan kelompok manajer efektif menggunakan waktunya untuk (1) komunikasi, (2) manajemen SDM, (3) manajemen tradisional dan (4) networking ada di prioritas terakhir. Untuk selengkapnya, silakan lihat pada bagan terlampir.
Hasil riset tersebut, juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan di Australia. Disebutkan bahwa para manajer yang aktif melakukan networking memperoleh promosi yang lebih banyak dan tentu saja disertai dengan paket kompensasi dan benefitnya.
Jadi, Anda Mau Pilih yang Mana?
Baik menjadi seorang manajer efektif maupun manajer sukses keduanya tidak ada yang salah. Semuanya kembali ke pilihan Anda.
Namun, jika Anda lihat 4 aktivitas manajerial di atas, semuanya memiliki kesamaan. Yakni sama-sama membutuhkan people skills.Â
People skills adalah kemampuan di dalam berinteraksi dengan orang lain dan mengelola segala dinamikanya. Keterampilan ini adalah kunci.
Sebagai manajer dibutuhkan people skills yang mumpuni. Kesuksesan Anda, sangat ditentukan oleh bagaimana Anda mengelola tim kerja dan menjalin relasi dengan stakeholders terkait.
Lalu, adakah cara agar Anda dapat menjadi manajer yang efektif sekaligus sukses?
Menurut saya, hal ini sangat mungkin dilakukan. Tentu saja dengan kompromi terkait waktu. Anda harus rela untuk menunda keinginan promosi sedikit lebih lama. Begini tipsnya:
- Jadilah manajer efektif terlebih dulu. Bangunlah komunikasi dan dapatkan trust dari tim Anda. Berdasar pengalaman saya, tidak lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh trust dari anggota tim. Dengan catatan, Anda mampu menjadi role model bagi mereka.
- Bangunlah kapasitas suksesor Anda. Kenali profil (karakter, potensi dan kompetensi) tiap anggota tim. Pilihlah 1 atau 2 orang sebagai calon suksesor Anda. Kembangkan kompetensi dan bantulah mereka mencapai target kinerja. Tersedianya kandidat yang siap menempati posisi Anda saat ini akan memperkuat daya tawar Anda kepada komite karir di perusahaan.
- Naikkan proporsi waktu Anda untuk networking. Setelah poin 1-2 dilakukan, naikkanlah intensitas networking Anda. Bangun personal image dan kredibilitas dihadapkan stakeholders Anda. Semakin banyak interaksi yang Anda lakukan, terutama dengan pemegang keputusan di Perusahaan, semakin tinggi potensi Anda untuk dipromosikan.
- Terbuka dengan anggota tim tentang tujuan karir Anda. Seiring dengan fokus Anda yang berubah di mana networking kini menjadi prioritas, anggota tim Anda akan merasa ada perbedaan pada diri Anda. Jangan biarkan hal ini menjadi isu yang mengganggu. Karena keterbukaan adalah kunci bagi keharmonisan tim kerja.
Memang, serangkaian tips tersebut membuat Anda membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meniti tangga karir di perusahaan.Â
Namun dampak positifnya, Anda akan meninggalkan legacy sebagai seorang leader yang dikenang.
Jadi, mana yang Anda pilih?
Sumber:
1. F. Luthans, "Successful vs Effective Real Managers". Academy of Management Executive
2. P.H. Langford. "Importance of Relationship Management for the Career Success of Australian Managers". Australian Journal of Psychology