Kenyataan ini, kemudian membuat mata kita terbuka. Awas seketika. Sebagaimana sebagian warga +62 ini, waspada saat ada korban berjatuhan tapi tak lama kemudian tertipu lagi dengan cara dan trik lain yang berbeda. Ini bukan sesuatu yang benar-benar baru, bukan?
Sebelum semuanya terbongkar, sudah ada banyak pihak yang melakukan kajian. Mulai dari fenomena flexing hingga soal investasi dan trading. Lebih-lebih sudah ada lembaga resmi yang bisa meyakinkan soal legalitas dan keabsahan.Â
Tapi, ya, begitulah. Mungkin kondisi pandemi semakin membuat banyak orang ingin cepat kaya, apalagi tinggal pencet-pencet saja.
Diskusi Prof. Renald dengan Deddy sudah cukup mencerahkan, bagaimana tentang "crazy rich" dan kebiasaan flexing yang menghiasi dunia maya kita. Meski sebelumnya, podcast Gita Sinaga sudah berhasil meramaikan dan mendapatkan respon luar biasa dari masyarakat.
Dari sinilah semua bermula. Hasilnya, dunia trading dan "investasi virtual bodong" yang menghasilkan "crazy rich" atau "sultan" bodong itu dibongkar habis hingga menghasilkan tersangka. Masyarakat berharap praktik seperti itu benar-benar diurus sampai akar, sampai selesai. Mungkin saja, yang lain sedang menunggu giliran.
Artinya apa? Jangan percaya dengan "crazy rich" yang munculnya dadakan karena kemungkinan terkecilnya bodong dan bohong. Kecuali mereka memang anak orang kaya yang super tajir melintir dengan harta warisan cukup untuk tujuh turunan.Â
Tapi biasanya, mereka yang sejak lahir sudah kaya sekalipun tak pernah pamer dan umbar-umbar kemewahan. Pernah lihat anak-anak orang terkaya di Indonesia begitu, gak? Kayaknya, sih, jarang. Pernah lihat Putri Tanjung norak, gak? Sepertinya, sih, biasa aja. Mewah, tentu saja. Tapi tak lebay seperti yg suka klaim "crazy rich" atau "Sultan".
Seperti kata Wanda Hamidah, ini bukan karena iri. Toh, Tuhan sudah atur itu rezeki. Sudah ada takarannya. Ini hanya bagian dari membagi perspektif saja, tak perlu diambil hati. Untuk tetap menyadarkan kita semua, bahwa dalam sekejap mata, siapapun berpotensi untuk menjadi "miskin banget".
Lebih baik berdo'a agar kita terselamatkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H