Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membangun Chemistry, Satu-satunya Tugas Rangnick di MU!

24 Februari 2022   22:07 Diperbarui: 24 Februari 2022   22:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelekatan, kedekatan, dan komunikasi itu menjadi kunci dalam sepak bola. Dengan itu, antar pemain akan saling mengerti. Di lapangan, pemain yang memiliki chemistry yang kuat, bahkan kadang tak usah melihat sebab ia paham posisi dan kemungkinan kemana larinya masing-masing. Semakin bagus itu dimiliki, maka semakin bagus pula hasil yang didapatkan karena situasi antar pemain yang sangat menyenangkan.

Seperti tak ada chemistry, seolah masing-masing punya pakem sendiri. Kurangnya kelekatan antar pemain, tentu saja berbuntut panjang. Terutama sejak kedatangan Ronaldo, ruang ganti pemain katanya mulai bergejolak. Tentu saja, ini bukan hanya soal Ronaldo, terlalu simpel, tapi ketika chemistry itu dibangun dengan baik, untuk tim, maka egoisme itu akan melebur.

Umpan crossing dan assist matang akan tercipta. Ronaldo, Sancho atau Rashford mungkin akan digunjing ketika bermain jelek dan tidak melesakkan goal tapi itu akan dengan sendirinya lenyap ketika mendahulukan kerjasama yang terbangun melalui kelekatan dan saling mengerti satu sama lain. Kata Lukaku, Ronaldo hanya butuh umpan.

Itulah kerja satu-satunya Rangnick, menghangatkan kembali suasana ruang ganti, setidaknya sampai akhir musim. Percayalah, ketika kerjasama itu dibangun, peluang itu akan tercipta. Tidak oper bola sana sini, kembali ke belakang lagi. Bawa ke depan, mundur lagi. Tim akan padu melalui kerjasama dan kolektivitas tim. Untung saja Atletico tidak dalam performa terbaiknya.

Tentu saja Rangnick tidak mudah, apalagi berada di tim dengan pemain hebat tapi selama 4 tahun lebih tidak memegang satu piala apapun! Ngenes sebenarnya, tapi itulah realitanya. Tidak semudah itu, Ferguso. Kalau tim saja belum sepenuhnya nyatu, lalu ditambah dengan taktik atau starting line up yang membagongkan, ya, tulisan ini selesai.

Salam GGMU!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun