Kita bisa berdebat soal ini hingga panjang lebar, tapi satu hal yang pasti, bahwa sebuah klub akan besar jika mendatangkan pemain-pemain besar dan itu hanya bisa dilakukan ketika memiliki kemampuan finansial.
Juventus, kini mulai dikuntiti oleh Inter Milan yang hanya berselisih satu poin saja. Lazio ada di bawahnya, meski dengan selisih poin yang cukup jauh.
Sedangkan Cagliari dan Atalanta, sementara, menjelma menjadi tim yang ikut meramaikan persaingan, mengalahkan Roma, Napoli, dan tim hebat bersejarah yang "turun kasta" menjadi tim gurem bernama AC Milan.
Finansial memang bukan satu-satunya alasan, tetapi Si Nyonya Tua tampak terlalu "kalap" berbelanja pemain-pemain hebat meski pemain-pemain yang diangkut adalah pemain-pemain udzur. Jomplang sekali. Coba saja disejajarkan antara pemain Juventus dengan pemain tim lainnya, terasa sekali perbedaan "isinya".
Finansial untuk mendatangkan pemain-pemain hebat, tentu bukan jaminan. Ada banyak variabel lain yang memiliki peran. Banyak tim yang dihuni pemain-pemain hebat, tapi melempem.
Hanya saja, Madrid, Barcelona, Atletico, Juventus, Liverpool, City, Munchen, dan tim-tim besar lain itu berhasil menciptakan sejarah bukan dengan pemain-pemain biasa.
Lalu, kita berharap ada geliat Serie A kembali, di mana persaingan antara Juventus, AC Milan, Inter Milan, Roma, Napoli, Lazio, Parma, Fiorentina kembali "normal".
Inter Milan sudah memulai itu, kita berharap AC Milan juga sehat kembali, Roma juga akan bangkit, dan tim lainnya juga semakin menarik sehingga kompetisi akan semakin asik karena persaingan yang mendebarkan, bukan selisih poin yang jomplang, berjauhan.
Semua itu bisa diraih, salah satunya, dengan berdatangannya investor-investor "mengerikan" yang bisa memoles, merubah klub, dan mampu memberikan jawaban atas kegelisahan banyak manusia tentang "sepinya" Serie A.
Kasihan AC Milan yang ngap-ngapan dengan sejarahnya. Begitu juga Roma, Lazio, dan Parma.
Salam