Atau tim lainnya, Tim Ibu Kota, AS Roma,meski tak terlalu buruk, tapi jelas belum mampu menyaingi kegarangan Juventus.
Lalu ada Napoli yang cukup diperhitungkan. Tapi sampai saat ini belum mampu merebut titel Juara Serie A dari tangan Juventus.
Pun demikian dengan Inter Milan yang sempat 'oleng' sebelum akhirnya merekrut beberapa pemain yang memberikan kontribusi signifikan terhadap tim. Meski, sejauh ini, cukup 'mengusik' digdaya I Bianconeri.
Artinya, secara praktis, jika tak ada perubahan signifikan, Serie A akan tetap begitu-begitu saja. Juaranya itu-itu saja.
Maka, mungkin benar juga teori yang mengatakan, bahwa Serie A sebenarnya tak butuh apa-apa. Ia hanya butuh investor ngeri yang bisa sedemikian tega membelanjakan uangnya untuk memajukan klub.
Sebagai contoh, Manchester City berhasil menjelma klub raksasa pasca-dimodali oleh miliarder asal Timur Tengah. Dan benar-benar menjadi "tetangga yang paling berisik" untuk Manchester United.
PSG pun juga begitu, menjadi tak terbendung ketika dipegang oleh Syeikh milioner dari Timur Tengah juga, meski pada akhirnya Liga Prancis bernasib sama dengan Serie A karena penguasanya itu-itu saja.
PSG itu, ya, seperti klub yang auto-juara. Tiap pergantian musim di Prancis, juara Ligue 1 sudah bisa ditebak dan dipastikan. Setidaknya sampai sejauh ini.
Maka, perubahan radikal sepak bola Italia barangkali memang terletak pada sejauh mana ia mampu memikat para investor yang "mengerikan" itu untuk menanamkan saham dan menggelontorkan "duit tak berserinya".
Inter Milan adalah contohnya. Meski beberapa pemain hanya pinjaman dan tak terlampau gila-gilaan mengeluarkan uang, tapi kedatangan pemain-pemain seperti Lukaku, Alexis, Godin, mampu memberikan perubahan signifikan. Setidaknya untuk merecoki perjalanan Juventus yang selama beberapa tahun ini hampir selalu mulus.
Saat ini, dunia sepak bola telah begitu dalam masuk pada ruang industri sehingga tak hanya to entertain an sich, tapi sepak bola telah menjelma menjadi pasar bisnis yang menggiurkan.