Musim ini menjadi musim yang sebenarnya tidak terlalu sulit untuk Barcelona meski kalah di laga pembuka La Liga Santander 2019 - 2020 melawan Atletic Bilbao pada, 17 Agustus lalu.Â
Terlebih, sampai saat ini Barca masih bertengger di peringkat teratas dengan perolehan poin yang sama hanya menang selisih gol dengan musuh bebuyutannya, Real Madrid.
Tapi, tentu saja bukan perkara mudah juga karena sudah tiga (3) kali Barca menelan kekalahan. Selain kalah secara dramatis melawan Bilbao, Barca juga dipecundangi oleh Granada dengan skor 2 - 0, dan terakhir, Levante berhasil mencukur Barca dengan skor 3 - 1 setelah unggul terlebih dahulu melalui sepakan penalti Messi.
Meskipun begitu, Barca tetaplah Barca, yang menjadi salah satu (atau mungkin satu-satunya) tim yang tak pernah kalah dalam hal penguasaan bola. Bahkan ketika kalah sekalipun.
Barca selalu menorehkan catatan ball possession yang menakjubkan dan hampir selalu berhasil membuat lawannya seperti kucing kelaparan yang mengejar ikan kesana-kemari.
Saat dipecundangi Bilbao, Barca menguasai bola sebanyak 72% berbanding 28%. Catatan itu semakin mencengangkan ketika kalah melawan Granada tapi penguasaan bolanya mencapai 74% berbanding 26%.
Sementara saat melawan Levante, Barca menguasai bola sebanyak 70% berbanding 30% namun dipecundangi dengan skor cukup telak, 3 - 1. Penguasaan bola terkecil Barca terjadi ketika menang melawan Villareal dengan 55% berbanding 45%.
Jika dirata-rata dari semua pertandingan yang telah dijalani Barca selama musim ini di La Liga, Barca menjadi tim dengan penguasaan bola tertinggi, yaitu 65,5%.
Jauh sekali jika dibandingkan dengan Real Madrid yang hanya mendapatkan penguasaan bola sebesar 56,1%, dengan persentase penguasaan terbesarnya adalah ketika imbang melawan Valladoid, yaitu 67% berbanding 33%.
Dengan catatan itu, meski tak terlalu buruk, Barca seperti mengalami sebuah metamorfosa: dari gaya bermain tiki-taka menuju gaya bermain muter-muter.
Penguasaan bola dari kaki ke kaki dengan pemain yang menyebar se-antero lapangan tak lagi "diciptakan" untuk kemenangan, melainkan hanya untuk bermain muter-muter saja. Mengukuhkan soal seni dan keindahan dalam sepak bola.