Lalu dikirimlah ide itu ke kantor pusat. Lama tidak ada kabar, tapi akhirnya beredar video yang sama persis --hingga ke detail-detailnya-- dengan konsep yang ditawarkannya. Bedanya, dikerjakan oleh agency dan PH lain!. Bayangkan, betapa!
Hal ini seakan mengonfirmasi pendapat Nadiem Makarim terkait kompetitor bisnisnya itu. Apakah pola ini mengikuti kebiasaan aku-mengakui, niru-meniru, dan klaim sebagaimana yang kerap dilakukan Malaysia, saya pun tak tahu. Pembaca berhak menanggapi dengan benas pernyataan-pernyataan tersebut.
Ini soal ide, gagasan, dan konsep yang coba saya uraikan seobjektif mungkin berdasarkan pengetahuan pendek saya. Bukan soal mengunggulkan dan menjatuhkan satu diantara keduanya, terlebih saya kerap menggunakan dan terbantu karena keduanya.Â
Mungkin saja tak berkaitan dengan batik, tapi dalam konteks tiru-meniru dan aku-mengakui, ada sedikit kesamaan dengan cerita klasik antara Indonesia dengan Malaysia.
Namun, tulisan ini tidak untuk membahas soal luka lama dan segala sejarah kekisruhan yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Toh, meskipun begitu, sampai sejauh ini, kedua negara tetap akur dan dalam beberapa peristiwa mampu menyelesaikan segala permasalahan tidak melalui jalur kekerasan.Â
Selain karena tetanggaan, kedua negara juga memiliki ikatan psikologis yang cukup dekat. Indonesia-pun, dalam hal aku-mengakui itu, sepertinya sudah tahu cara terbaik untuk "melumpuhkan" Malaysia. Mungkin karena terlalu seringnya.
Maksud tulisan ini adalah untuk mengingatkan kita semua betapa pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini, termasuk kebudayaannya.Â
Kita kerap kali lupa memiliki sesuatu dan baru ingat ketika ada pihak lain yang mempergunakan atau mengakuinya. Ramai-ramai melakukan protes, padahal yang mereka protes adalah kebudayaan milik sendiri yang sudah hampir dilupakan.
Setelah melalui polemik panjang dan kita dinyatakan sebagai "pemenang" atau yang "berhak" memiliki, kita kadang  melupakan yang telah diperjuangkan itu. Seperti Lagu Rasa Sayange, misalnya.Â