Sebab di Jakarta, menggunakan transportasi umum, dengan beberapa modanya, masih belum bisa dikatakan nyaman. Apalagi cuaca panas plus udara yang polutif, semacam menjadi "siksaan", terutama bagi orang-orang Jakartanicus yang banyak gaya.
Namun, terlepas dari semua obrolan di atas, ada satu kenyataan lain dari diberlakukannya perluasan ganjil genap ini, yaitu fenomena semakin banyaknya orang membeli mobil terutama bagi orang-orang Jakartanicus yang kaya sementara mereka emboh untuk naik kendaraan umum.
Karena tujuan-tujuan tertentu, beberapa jalur ruas jalan di Jakarta dijadikan "eksklusif" pada jam-jam sibuk melalui pemberlakuan ganjil genap, maka untuk mengatasi itu, cukup dengan membeli mobil lain dengan tipe plat nomor yang berbeda.Â
Cara itu gampang dan mudah bagi mereka yang punya duit dan kaya. Bahkan yang tak begitu kaya-pun, bisa melakukannya ketika melihat betapa murahnya DP untuk memiliki mobil baru.
Tak hanya mobil pribadi, beberapa perusahaan pun akan melakukan hal yang sama, yaitu semakin memperbanyak membeli mobil baru untuk mengatasi persoalan logistik di Jakarta.Â
Artinya, perusahaan akan menambah investasi. PT Satria Antaran Prima Tbk, misalnya, akan menambah 30 unit mobil berpelat kuning untuk operasional di Jakarta. PT Adi Sarana Armada Tbk, juga akan melakukan hal yang sama dengan rencana pembelian tahun ini mencapai 6.500 unit kendaraan untuk memperkuat operasional.
Satu sisi, kebijakan perluasan ganjil genap akan memberikan dampak terhadap mengurainya tingkat kemacetan. Tapi dalam beberapa waktu ke depan.
Pada sisi yang lain, sepertinya akan kembali ke asal lagi ketika jalan-jalan "eksklusif" pada waktu-waktu tertentu itu dipenuhi mobil-mobil bisnis dan mobil-mobil pribadi dari orang-orang Jakartanicus dengan persediaan mobil secukupnya di rumah masing-masing.
Saat tanggal ganjil, tinggal pilih mobil ganjil. Untuk tanggal genap, tinggal pakai mobil genap. Betul kata seorang pengamat, bahwa yang paling susah soal kemacetan di Jakarta adalah soal gaya hidupnya, kesadarannya!.
Seberapa besar kemungkinan itu? Besar sekali, terutama ketika melihat potensi "mobil murah" yang semakin merajalela. Membeli mobil, bagi sebagin orang, serupa membeli air mineral.
 Artinya, mungkin saja macet bisa diuraikan tapi akan semakin sulit saat mobil-mobil baru semakin membombardir pasar. Termasuk juga, sebuah keuntungan bagi para penikmat motor, yang pastinya, akan ikut menjamur.