Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wonderful Papua: Masa Depan Pariwisata yang Menjanjikan

31 Desember 2016   14:43 Diperbarui: 31 Desember 2016   15:26 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ ... bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampirimu dirimu ...” // “... orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman...” (Koes Plus)

Tuhan menganugerahkan kekayaan dan potensi luar biasa untuk negeri kita tercinta ini. “Simplifikasi” yang diterjemahkan melalui lirik singkat yang dinyanyikan Koes Plus itu, barangkali representatif untuk menggambarkan bumi nusantara dengan “tanah surganya” (agraris) dan “kolam susunya” (maritim).

“Takdir” menjadi negara kepulauan yang terdiri dari gugusan ribuan pulau, menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata. Bahkan, potensi pariwisata Indonesia sebagai negara kepulauan menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), diperkirakan mencapai Rp4.000 triliun. Jumlah yang menggiurkan.

Namun sangat disayangkan, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan baik sehingga jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal. Indonesia hanya didatangi sekitar 8,8 juta wisatawan mancanegara setiap tahun, sementara Malaysia dikunjungi oleh 25,7 juta dan Thailand dikunjungi 26,6 juta.

Menyadari itu, Presiden Jokowi menargetkan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2019 mendatang mencapai 20 juta. Mungkin karena itu pulalah, Presiden Jokowi, dalam banyak kesempatannya “merayu” pemimpin negara lain untuk menikmati pariwisata di Indonesia. Sektor pariwisata akan dikembangkan untuk menjadi penyumbang besar terhadap devisa negara, dan pada sisi yang lain (mungkin) sekaligus untuk menekan “ketergantungan” negara terhadap sumbangan devisa dari TKI non-profesional. Brilliant.

Berbicara pariwisata, maka sejatinya masa depan pariwisata di Indonesia itu terletak di kawasan timur, dan Papua adalah wilayah yang paling menarik karena mempunyai potensi alam yang luar biasa. Potensi tersebut, dengan keunikan dan kecantikan yang dimilikinya, menjadi modal berharga untuk memajukan sektor pariwisata di Papua.

Papua yang Cantik, Papua yang Unik; Mutiara yang “Hilang”

Berbicara tentang Papua, bukan hanya karena “modal” kecantikan alaminya, tapi juga karena keunikannya. Di Indonesia, ada ribuan tempat yang cantik, tapi Papua mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya lebih menarik. Papua bukan hanya memiliki landscapepemandangan alam memuaskan tapi juga budaya masyarakat lokal yang masih kental, penduduk yang mengesankan, makanan yang khas, dan tentu saja lingkungan yang masih alami dengan udara bersih tanpa polusi.

Namun realitasnya, tak banyak potensi pariwisata yang dikembangkan dengan baik di Papua. Hanya ada beberapa tempat yang, dalam rentang waktu tertentu mengesankan hanya “itu-itu” saja yang ada di Papua. Sebut saja seperti Teluk Cendrawasih, Raja Ampat, Desa Wisata Sauwandarek, Puncak Jayawijaya, Taman Nasional Lorentz, Teluk Triton (The Fish Empire), Pulau Rumberpon, Pantai Bosnik, Danau Sentai, Danau Paniai, Lembah Baliem. Padahal, masih banyak yang bisa dieksplor sehingga menjadi kekuatan dan keunikan yang bisa berdaya guna.

http://www.azwisata.com/2014/12/7-tempat-wisata-di-papua.html
http://www.azwisata.com/2014/12/7-tempat-wisata-di-papua.html
Merujuk pada data yang dikutip dari situs resmi regionalinvestment.bkpm.go.id, untuk Papua Barat saja setidaknya ada 77 titik tempat wisata potensial yang bisa dikembangkan menjadi wisata populer: 11 titik di kabupaten Manokwari, 3 titik di Teluk Wondama (termasuk teluk Cendrawasih), 8 titik di Kabupaten Sorong, 18 titik di Sorong Selatan, 6 titik di Kota Sorong, 12 titik di Raja Ampat, 17 titik di Fakfak, 1 titik di Kaimana, dan 5 di Teluk Bintuni. Kalau dikalkulasikan dengan titik-titik pariwisata di daerah lainnya, tentu jumlah itu akan lebih banyak.

Beberapa keunikan yang menjadi kekuatan pariwisata di Papua ternyata bukan hanya soal pantai-laut saja, tapi juga keanekaragaman fauna dan flaura yang istimewa. Sebut saja seperti burung cenderawasih, burung kasuari, burung nuri sayap hitam, kangguru pohon, mambruk victoria, termasuk juga hewan-hewan air seperti hiu karpet berbintik, labi-labi moncong babi dan sebagainya. Beberapa sudah mulai langka (hampir punah), namun beberapa juga masih dikembangbiakkan seperti penangkaran kupu-kupu langka di Kabupaten Pegunungan Arfak.

http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-khas-yang-ada-di-papua/
http://www.faunadanflora.com/hewan-endemik-khas-yang-ada-di-papua/
Keunikan itu diperkuat dengan kebudayaan masyarakat lokal yang kental sehingga menciptakan kehidupan sosio-kultural yang menarik. Perlu dikembangkan potensi wisata kampung tradisional, seperti Suku Arfak. Hal ini akan menjadi unik karena menawarkan pengetahuan tentang kehidupan mereka di hutan, kebiasaan dan pola hidup (seperti memercikkan api tanpa korek), cara mereka survive,dan budaya-budaya lain yang masih kental dan terjaga. Keunikan flaura dan fauna serta kehidupan masyarakat lokal ini bisa dikembangkan dalam framewisata edukatif yang menyenangkan, apalagi untuk para “petualang”, termasuk juga Puncak Jayawijaya.

papua-by-firnadi-d461w90-58675fbe2d7a61cb112332ed.jpg
papua-by-firnadi-d461w90-58675fbe2d7a61cb112332ed.jpg
Tentu masih banyak potensi pariwisata unik dan cantik lainnya yang bisa dikembangkan sehingga kita dapat menemukan lagi mutiara-mutiara pariwisata yang “hilang” di tanah Papua. Bagaimana caranya?

Memperbaiki Infrastruktur; Sebuah Keniscayaan

Pembangunan pariwisata yang maju tidak akan berjalan sukses tanpa dukungan semua pihak. Sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah adanya good willdan political willdari pemerintah untuk membangun infrastruktur yang dapat mendukung. Pembangunan akses jalan, sarana dan prasarana (fasilitas), dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya menjadi sebuah keniscayaan.

150527110438-jokowi-papua-2-640x360-gingginanjar-nocredit-58676075149373430749c58e.jpg
150527110438-jokowi-papua-2-640x360-gingginanjar-nocredit-58676075149373430749c58e.jpg
Itulah sebenarnya penyebab “sepi”nya kunjungan pariwisata di Papua jika dibandingkan dengan daerah lain, meski nilai tawar pariwisatanya begitu menggiurkan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Melancong ke Papua masih dianggap terlalu “berisiko”, baik secara finansial maupun secara fisik. Biaya perjalanan yang mahal serta tingginya pengeluaran untuk akomodasi di Papua menjadikan banyak wisatawan, terutama dalam negeri, berpikir ulang. Biaya untuk pariwisata, faktanya lebih mahal jika dibandingkan dengan wisata ke Bali, atau mungkin ke Malaysia.

Belum lagi persoalan transportasi yang sulit serta fasilitas yang masih minim. Hal itu tentu berpengaruh karena tidak semua wisatawan berkarakter “petualang”. Orang ingin berlibur karena jenuh. Mereka ingin mudah membeli tiket, harga terjangkau, akomodasi lancar. Tinggal duduk, sampai di tempat tujuan, lalu bersenang-senang. Tak banyak wisatawan yang mau melakukan usaha “berdarah-darah” untuk mencapai tempat wisata karena yang mereka inginkan hanyalah liburan. Menghilang dari rutinitas yang menjenuhkan.

Sehingga, pembangunan infrastruktur menjadi keniscayaan. Termasuk juga memudahkan para wisatawan dalam berkomunikasi (terutama layanan internet yang menjangkau semua wilayah), tempat penginapan (where to stay),dan tentu saja, yang tak kalah pentingnya adalah faktor keamanan.

Perbaikan pendidikan juga dibutuhkan untuk mendongkrak sumber daya manusia di Papua. Dengan pendidikan atau juga pelatihan, paling tidak pemandu wisada (guide), menjadi bidang potensial bagi mereka. Jangan sampai, bahkan guide-pun dikuasai oleh orang di luar Papua. Masyarakat Papua harus (di)bangkit(kan) dari keterbelakangan dalam segala bidang.

Kenyataan yang perlu disyukuri, bahwa Presiden Jokowi begitu memerhatikan pembangunan wilayah di Papua.  Sebut saja seperti pembangunan infrastruktur jalan trans-papua (dengan panjang total 4.325 Km), rencana pembangunan kereta, menekan harga kebutuhan pohok secara signifikan dengan cara memperlancar arus distribusi barang di Papua –terutama di laut dengan program tol laut yang sedang digalakkan–, termasuk keberhasilan menyamakan harga BBM yang selangit di Papua dengan wilayah lain, dan tentu saja proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan harapan 2019, semua kecamatan akan terang benderang.

2016-06-02-11-49-14-445f8618e6e455fcd5eb7a2dce3c9dd3-586760471493732f0749c588.jpg
2016-06-02-11-49-14-445f8618e6e455fcd5eb7a2dce3c9dd3-586760471493732f0749c588.jpg
Apa yang dilakukan oleh Presiden melalui kebijakannya menjadi sinyal positif bagi pemerintah daerah di Papua (Gubernur, Bupati, dan  walikota) sehingga harus diapresiasi dan didukung dengan cara meningkatkan kinerja pembangunan untuk kemajuan dan kesejahteran masyarakat Papua, terutama sektor pariwisata.

Papua yang mulai berbenah untuk semakin maju melalui pembangunan dan kebijakan pemerintah yang positif, tentu juga akan berpengaruh terhadap semakin majunya sektor pariwisata di Papua.

Wonderful Papua;Pentingnya Sosialisasi

Tanpa sosialisasi yang baik dan tepat sasaran, sebuah program hanyalah basa-basi. Wonderful Papua, sebagai sebuah cita-cita harus diperkenalkan melalui cara yang sistematis dengan dukungan dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan. Perlu ada kesadaran bersama terus menerus memperkenalkan Papua, terutama melalui media sosial. Sebab diakui atau tidak, sosialisasi yang tidak berhasil mengakibatkan orang tidak memiliki “peta” perjalanan.

papua-map-high-1-586760b72d7a6154122332da.png
papua-map-high-1-586760b72d7a6154122332da.png
Promosi dan sosialisasi juga bisa dilakukan dengan memperbanyak hasil karya dan kreasi khas Papua yang bisa diperjual-belikan. Bukan hanya batik Papua, kerajinan kulit kayu, noken, atau mungkin gerabah. Produksi kaos dengan tulisan dan bahasa khas Papua – seperti “Saya Cinta Papua”, “Dari Papua Untuk Indonesia”, “Papua Istimewa”, dan lainnya – perlu digalakkan. Kreativitas akan mendukung promosi dan sosialisasi Papua karena memberikan kesan yang nanti akan diiklankan secara gratis dari mulut ke mulut, termasuk juga potensi kekayaan kuliner yang khas.

Faktanya, sosialisasi Wonderful Papuayang dilakukan, belum mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang datang. Seperti di Manokwari misalnya, dimana hingga akhir tahun 2015 lalu, hanya 60.000 orang yang datang berkunjung. Itu pun, 70% dari jumlah tersebut bukanlah wisatawan, melainkan hanya terlibat dalam aktivitas kerja dan bisnis.

Masa Depan Pariwisata yang Cerah dan Menjanjikan

Masa depan pariwisata di Papua sangat menjanjikan karena mempunyai potensi luar biasa yang bisa dikembangkan. Bahkan menurut Lukas Enember, Gubernur Papua, keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna, dan keragaman budaya Papua merupakan aset strategis penting daerah dan nasional bahkan internasional dalam pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Secara teoritis, hal itu akan dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Papua karena sektor ekonomi akan menggeliat dan menguat. Untuk mencapainya, perlu kerjasama semua pihak baik pemerintah (pusat dan daerah), pemangku kepentingan, serta masyarakat yang harus terlibat.

Hanya saja, secara praktis, masa depan pariwisata yang cerah dan menjanjikan itu harus dipastikan bisa dinikmati oleh masyarakat Papua sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka (based on community-welfare oriented). Jangan sampai eksplorasi tempat-tempat pariwisata hanya akan menjadikan rakyat Papua tamu di rumah mereka sendiri. Jangan sampai nyanyian Edo Kondolangit dalam Nestapa Kaum Papua-nya, “Kami tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi bukan kami punya. Kami hanya menjual buah-buah pinang”, terulang terus menerus.

httpstravel-detik-comread2012121008064821136171383papua-juga-punya-laskar-pelangi-5867614f3797737c06339fa7.jpg
httpstravel-detik-comread2012121008064821136171383papua-juga-punya-laskar-pelangi-5867614f3797737c06339fa7.jpg
https://www.facebook.com/mustafa.afif

Tulisan di Facebook: https://www.facebook.com/mustafa.afif/posts/10211343843813955

https://twitter.com/mustafa_afif

Tulisan di Twitter: https://twitter.com/mustafa_afif/status/815109588190040065

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun