Siapa yang tidak kenal dengan bordir Tasikmalaya. Jika kita sedang berkunjung ke Kota Tasikmalaya, belum pas rasanya kalau belum melihat karya kreatif penduduk Tasikmalaya ini. Salah satu sentranya yang terkenal ada di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jika anda ke Kawalu khususnya di daerah Tanjung, akan dijumpai hampir di setiap rumah ada mesin jahitnya. Mereka membuat bordir. Bordir dibuat dengan menggunakan tangan, mesin jahit dan mesin bordir.
Kemampuan membuat bordir di Tasikmalaya memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Ya, karena sudah diturunkan secara turun temurun.
Bordir khas Tasikmalaya ini dapat dijumpai dalam berbagai produk, seperti kerudung, kebaya, mukena, selendang, blus, dan sebagainya. Sebenarnya di Tasikmalaya tidak hanya bordir, kerajinan lainnya seperti batik, tikar mendong, sandal kelom, payung geulis, sandal kulit juga ada.
Selain ke Jakarta yaitu Pasar Tanah Abang, pemasaran bordir Tasikmalaya juga menembus kota-kota lain di Indonesia seperti Cirebon dan daerah-daerah lainnya di Pulau Jawa maupun luar Jawa seperti: Surabaya, Solo, Pulau Batam, Makassar, dan Pontianak. Bahkan pasar ekspor bordir telah mampu menembus negara-negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Italia, Arab Saudi, bahkan sampai ke Afrika.
Melihat kemajuan yang sudah dicapai oleh bordir Tasikmalaya, rasanya kita tidak boleh berbangga dulu. Kita tidak bisa tinggal diam begitu saja.Ekspansi harus tetap terus dilakukan. Kenapa ? karena berbicara bordir maka kita berbicara tentang dunia bisnis. Bisnis itu selalu berkembang. Berubah begitu cepatnya.
Produk-produk bordir lebih dekat ke dunia fashion yang selalu berkembang. Perubahan selera pasar terus terjadi. Trend baru akan terus bermunculan yang akan melibas habis trend yang lama. Agar bisa bertahan maka harus mengikuti selera pasar, menciptakan produk produk baru, dan menciptakan trend.
Jumlah usaha bordir di Kota Tasikmalaya berdasarkan data yang tercatat di website resmi Pemerintah Kota adalah 1.199 unit usaha dengan jumlah sumber daya manusia sebesar 11.674 orang. Belum lagi di sektor perdagangan bordir yang belum terhitung jumlahnya. Potensi bordir di Kota Tasikmalaya memang menjanjikan.
Melihat potensi yang menjanjikan, pengembangan usaha bordir harus terus dilakukan. Para pelaku usaha harus pro aktif. Peningkatan kapasitas para pelaku usaha di era digitalisasi sangat diperlukan. Saat ini kita sudah berada pada zaman perdagangan bebas. Gempuran berbagai produk impor yang sangat gencar akhir-akhir ini akan menjadi sebuah tantangan yang berat bagi para pelaku usaha lokal. Apalagi mereka mampu menjual produknya dengan harga yang lebih murah. Pengaruh teknologi begitu cepat mengubah segalanya.
Teknologi memang sudah mengubah pola produksi para pelaku usaha lokal. Jika dahulu sebagian besar bordir di Tasikmalaya masih menggunakan tangan, saat ini sudah banyak tergantikan dengan mesin. Penghematan biaya produksi pun terjadi dan para pelaku usaha bisa menjual produknya dengan harga yang lebih murah dengan kualitas tidak kalah dengan yang bordir tangan. Dengan cara seperti ini, apakah produk lokal sudah mampu bersaing dengan produk impor atau produk lokal sejenis? Tentu saja belum.
Selain inovasi teknologi, menciptakan produk-produk baru membuat konsumen akan lebih tertarik. Cara pemasaran pun tidak hanya mengandalkan konvensional saja, namun dengan sistem e-commerse atau online . Sistem ini akan mampu menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya dari konsumen lokal namun dapat menarik konsumen dari berbagai daerah tanpa batas wilayah domestik bahkan mancanegara.
Pembentukan komunitas-komunitas yang beranggotakan para pengusaha dan pecinta bordir sangat berguna sekali sebagai wadah bagi para pelaku usaha bordir untuk mengembangkan usahanya. Para pecinta bordir pun dapat menemukan apa yang diinginkan.