Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dendam

26 Maret 2022   16:10 Diperbarui: 26 Maret 2022   16:13 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dendam

Terdengar petir bersautan menyambar ke penjuru bumi..
Tentang hati yang kehilangan takkan mungkin kembali..
Seolah memori yang dulu terukir masih terasa menghantui..
Dendam hati muncul membalas dan melukai..

Karena dendam cinta yang agung terenggut oleh perbuatan keji..
Sebuah pengkhianatan merusak janji suci..
Keindahan kata kata mesra sudah tak terucap lagi..
Berganti sumpah serapah yang mencaci..

Sehingga kini yang kau berikan bukan lagi cinta..
Perubahan sikap dan katamu sungguh amat menyiksa..
Tak pernah terkira cinta yang kudamba berubah derita..
Cinta tersakiti begitu cepat merubah suasana mesra..
Hingga menyayat satu persatu perasaan bahagia..

Sebelum luka kita bertambah ganas..
Sudikah kau lepaskan cintamu untuk bebas..
Tinggalkan dendam kusumat untuk menuntut balas..
Engkau adalah manusia yang mempunyai rasa welas..
Jangan mau dikuasai oleh sifat buas..
Membabi buta menghancurkan dendammu sampai kau puas..

Ketahuilah hanya dengan mema'afkan kau akan lepas..
Dari kebencian yang merusak tanpa batas..

Kita sadar manusia adalah makhluk penuh cela..
Segala perbuatannya tidak pernah luput dari dosa..
Sebesar apapun kesalahan yang menyebabkan kau terluka..
Tuhan mengijinkan dia untuk berubah..

Dendam, bukan menyelesaikan masalah..      
Ia akan merongrong hidupmu ke tempat gulita..
Sampai kau cabik cabik musuhmu menjadi berdarah..
Bukankah itu akan menyebabkan kobaran amarah bertambah parah..
Saling balas membalas sehingga membuat sejarah..
Tujuh turunan dan anak cucu terkutuk hidupnya dalam dendam yang membuncah..    

                    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun