Dendam
Terdengar petir bersautan menyambar ke penjuru bumi..
Tentang hati yang kehilangan takkan mungkin kembali..
Seolah memori yang dulu terukir masih terasa menghantui..
Dendam hati muncul membalas dan melukai..
Karena dendam cinta yang agung terenggut oleh perbuatan keji..
Sebuah pengkhianatan merusak janji suci..
Keindahan kata kata mesra sudah tak terucap lagi..
Berganti sumpah serapah yang mencaci..
Sehingga kini yang kau berikan bukan lagi cinta..
Perubahan sikap dan katamu sungguh amat menyiksa..
Tak pernah terkira cinta yang kudamba berubah derita..
Cinta tersakiti begitu cepat merubah suasana mesra..
Hingga menyayat satu persatu perasaan bahagia..
Sebelum luka kita bertambah ganas..
Sudikah kau lepaskan cintamu untuk bebas..
Tinggalkan dendam kusumat untuk menuntut balas..
Engkau adalah manusia yang mempunyai rasa welas..
Jangan mau dikuasai oleh sifat buas..
Membabi buta menghancurkan dendammu sampai kau puas..
Ketahuilah hanya dengan mema'afkan kau akan lepas..
Dari kebencian yang merusak tanpa batas..
Kita sadar manusia adalah makhluk penuh cela..
Segala perbuatannya tidak pernah luput dari dosa..
Sebesar apapun kesalahan yang menyebabkan kau terluka..
Tuhan mengijinkan dia untuk berubah..
Dendam, bukan menyelesaikan masalah.. Â Â Â
Ia akan merongrong hidupmu ke tempat gulita..
Sampai kau cabik cabik musuhmu menjadi berdarah..
Bukankah itu akan menyebabkan kobaran amarah bertambah parah..
Saling balas membalas sehingga membuat sejarah..
Tujuh turunan dan anak cucu terkutuk hidupnya dalam dendam yang membuncah.. Â Â
          Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H