Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Singosari Dendam Hati

28 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 28 Februari 2022   16:00 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singosari dendam Hati

Sejenak ingatanku kembali berlabuh.

Malang kota dingin yang menyimpan misteri.

Sejenak pikiranku menarik untuk ditabuh.

Kendedes perempuan cantik itu yang menjadi perebutan laki laki.

Ken Arok petualang sejati demi cinta menyingkirkan tunggul Ametung.

Cinta Ken Arok kepada ken dedes mengorbankan kesucian menjadi buntung.

Empu Gandring wasiatkan tragedi sengketa keturunan tak  berujung.

Kendedes dirampas, Anusapati tidak terima Ken Arok harus mati.

Belum usai kematian 7 turunan dilanjutkan Tohpati.

Keris terhunus Anusapati terbujur kaku mati.

Tragedi paten pinaten mengalirkan darah dendam kusumat.

Singosari riwayatmu menghikayatkan cerita cinta berkhianat.

Kesucian hubungan diperebutkan para pemuja syahwat.

Elok dan cantik wanita terlalu bergairah untuk dipeluk nikmat.

Pedang berkilatan menyemburkan api laknat.

Dendam terbayarkan dengan kepala putus dari badan

Harga diri lebih mahal dari sekedar baju  besar kerajaan.

Berkainkan baju kafan  adalah murni dari jiwa ksatria tinempur.

Tidak ada rasa gentar menghalau semua harus terkubur.

Bersama dendam dan kutukan empu gandring, songosari menjadi negeri cerita abadi.

Malang diraih puja dihunus dan tulus dicaci.

Cinta dan dendam bersatu dalam amukan batara kala sang juru pati.

Surabaya, 27 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun