Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pekat

15 Februari 2022   04:30 Diperbarui: 15 Februari 2022   06:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekat..

Matahari sembunyi malu menyelimuti waktu..
Awan hitam merubah  hujan membatu ..
Rembulan menciutkan  purnama menjadi aib membisu..
Suasana siang dan malam berkabung kelam menghitam..
Gelap menyusuri sekat - sekat jiwa berakhir pilu..

Saujana cahaya melipat pada ambisi jiwa..
Tersebab jiwa pekat pandangan netra menjadi buta..
Mata hati sabda ilahi terasing pada dosa dosa..

Kegelapan warna yang menakutkan..
Perjalanan hidupmu akan jatuh pada kebutaan..
Derita jiwa menangis sesak pada kepedihan..

Kelam jiwa membawa sekuntum bunga lenyapkan  kecantikan..
Remuk redam hancur binasa tersihir amarah berkabut dendam ..

Pekat..kala hidayah cinta sudah hilang..
Kaki melangkah merompak kasih sayang..
Tangan menodong pisau untuk menumpahkan kebencian..
Mata bersinar merah mengeluarkan api kemarahan..

Dendam..kebencian menggunung penuh cacian..
Aura cinta tidak berjamah lagi dengan senyuman mengembang..
Hanya bisikan - bisikan iblis menemani kala benci merajang..

Dengki...kehidupan yang serba tidak cukup..
Meniup cahaya setiap lilin - lilin menjadi redup..
Rasa iri berkhalwat dengan kehancuran makhluk hidup..
Melahap seperti monster menyisakan rasa sedih tak berdarah..
Bergelimpangan tak mengira dia adalah seorang penghamba silau dunia..

Derita ini milik yang terjerat hawa kegelapan..
Menghidupkan cita - cita setan meniupkan godaan..
Mengalihkan pandangan pada Tuhan untuk diasingkan..
Terbuang jauh pada pekatnya jiwa yang menghitam..

Kimmy ahmad

Sby, 15 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun